Monday, June 17, 2013

PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

A.    Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan ini diharapkan dapat:
1.      Melakukan pengkajian kemajuan persalinan.
2.      Mengidentifikasi masalah pada klien intranatal.
3.      Membuat rencana asuhan keperawatan/kebidanan pada klien intranatal.
4.      Melakukan manajemen nyeri pada klien intranatal.
5.      Melakukan prosedur pertolongan persalinan normal.
6.      Melakukan evaluasi asuhan keperawatan/kebidanan pada klien intranatal.

B.     Pokok-Pokok Materi
Untuk mencapai tujuan tersebut, pokok-pokok materi yang harus dipelajari adalah:
1.      Anatomi panggul reproduksi wanita.
2.      Teori persalinan.
3.      Manajemen nyeri persalinan.
4.      Tahap-tahap persalinan.
5.      Mekanisme persalinan.
6.      Tanda-tanda persalinan normal dan proses persalinan.
7.      Asuhan keperawatan/kebidanan pada ibu dalam persalinan normal kala I, II, III dan IV.

C.    Uraian Materi
Sebelum melaksanakan prosedur tindakan pertolongan persalinan pada ibu intranatal, maka pertama-tama marilah kita pelajari pengkajian dan masalah dalam pertolongan persalinan.

1.      Pengkajian
Pada awal kegiatan, peserta diharapkan memahami tentang kegiatan pengkajian yang berguna untuk mengidentifikasi keadaan pasien di saat Anda praktik ke lahan praktik. Lingkup pengkajian meliputi perubahan biofisik, psikologi dan sosial selama intranatal.

a.      Kala I : Anamnesa
-          Alasan datang.
-          Kapan taksiran persalinan.
-          Kapan mulai tanda-tanda persalinan.

1). Tanda–tanda persalinan yang benar:
a.  Keluarnya darah bercampur sedikit lendir pervagina (bloody show).
b. Timbulnya kontraksi secara teratur mulai dari punggung menyebar ke perut dan meningkat secara intensif dan disertai rasa sakit.
c. Serviks : Terjadi pendataran dan dilatasi.
2). Riwayat tanda-tanda persalinan:
a. Riwayat tentang selaput ketuban.
b. Kontraksi teratur yang semakin lama semakin sering.
c. Bagaimana status emosi.
d. Ada masalah tentang kehamilan.
e. Kapan terakhir makan/minum.
f. Ada alergi terhadap makanan/minuman.
g. Siapa yang menemani selama persalinan.
3). Pemeriksaan fisik kala I:
a. Tanda-tanda vital : TD, nadi, pernafasan dan suhu.
b. Palpasi Leopod I, II, III dan IV.
c. Ukuran panggul.
d. Dilatasi serviks.
e. Kontraksi/his diperiksa selama 10 menit tiap 30-60 menit.
f. Sekret : merah muda sampai dengan cokelat (bloody show).
g. Selaput ketuban +/-.
h. DJJ terdengar jelas di umbilikus.
i. Perilaku : masih terkontrol, optimis, fatigue.
j. Varises, oedema di kaki dan wajah.

b.      Kala II
1). Pengkajian
a.  Klien mengeluhkan dorong kuat untuk meneran, merasakan tekanan yang  semakin tinggi pada daerah rektum.
b.  Perineum menonjol.
c.  Vulva dan anus membuka.
d.  Kaki gemetar saat dorongan mengedan.
e.  Lelah.
f.  Tidak tahu tehnik relaksasi.
g.  Respon emosi takut/khawatir, tidak percaya diri, tidak terkontrol.
h.  Kontraksi uterus kuat 4-5 x selama 50-70 detik.
i.   Dilatasi 10 cm.
j.   Darah keluar sedikit, lendir dari vagina meningkat.
k.  Peregangan rektum/vagina.
l.   Distensi vesika urinaria.
m. Ketuban (+)/terjadi ruptur.
n.  Keringat +++
o.  Frekuensi pernafasan meningkat.
p.  TD meningkat 5-10 mmHg.
q.  Janin : bradikardi selama his.
2). Lingkup masalah
a.  Gangguan rasa nyaman, nyeri akut.
b.  Pot. Gangguan cardiac output.
c.  Gangguan pertukaran O2 (janin).
d.  Gangguan integritas kulit.
e.  Kurang mampu mengikuti pimpinan persalinan.
f.  Potensial infeksi.
g.  Potensial trauma pada ibu/janin.
h.  Tidak efektif pola nafas.
i.   Perubahan konsep diri.
j.   Tidak efektif koping individu.

c.       Kala III
1). Pengkajian
a.  Perilaku gembira dan letih.
b.  Tremor kaki menggigil.
c.  Perdarahan pervagina.
d.  Tali pusat memanjang.
e.  Uterus berubah bentuk menjadi bulat dan keras.
f.  Kehilangan darah (normal: 250-300 ml.).
g.  Jalan lahir : lecet/sobek.
h.  Luka episiotomi.
i.   Hipotensi pengaruh dari obat/analgesik/anestesi.
j.   Nadi lambat.
2). Lingkup masalah
a.  Kurang volume cairan.
b.  Potensial injury pada ibu.
c.  Potensial gangguan proses dalam keluarga.
d.  Kurang pengetahuan.
e.  Gangguan rasa nyaman, nyeri.

d.      Kala IV {Puerperium (setelah kala III s/d 1-2 jam)}
1). Pengkajian
a.  Nadi.
b.  Uterus.
     -  Tinggi           : antara Symp – umbilikus; 12 jam pertama
c.  Lochea            : rubra.
e.  Perineum         : episiotomi, lecet, vulva oedema dan lembut.
f.  Rektum           : hemorroid.
2). Lingkup masalah
a.  Gangguan genito urinaria.
b.  Kurang volume cairan.
c.  Potensial infeksi.
d.  Gangguan rasa nyaman : nyeri.

D.    Prosedur Pelaksanaan
Pertolongan persalinan memerlukan persiapan alat secara lengkap dan sistematis untuk agar pelaksanaan pertolongan persalinan tepat dan lancar.

1.      Persiapan Alat:
a.       Partus set terdiri dari:
-          Duk 2 buah.
-          Sarung tangan 2 pasang.
-          Benang tali pusat/klip.
-          ½ kocher 1 buah.
-          Klem tali pusat 2 buah.
-          Gunting tali pusat 1 buah.
-          Gunting episiotomi 1 buah (kalau diperlukan episiotomi).
-          Kateter logam/nelaton 1 buah (kalau diperlukan kateterisasi pada kala III)
-          Kasa dan deppers 5-6 buah.
-          Kapas kering.
-          Duk penahan perineum 1 buah.
b.      Heachting set terdiri atas steril:
-          Nald folder 1 buah.
-          Pinset anatomi 1 buah.
-          Pinset chirhugie 1 buah.
-          Gunting benang 1 buah.
-          Jarum, catgut, cromix, ceide.
-          Tampon vagina 1 buah.
-          Kassa/deppers 4-5 buah.
-          Mangkok kecil, 1 buah.
-          Sarung tangan 1 buah.
c.       Obat emergensi: oxitocyn dan metehergin serta spuilt.
d.      Kapas kering steril.
e.       Cairan DDT.
f.       On steril:
-          Betadin 10%, 2 buah kom kecil berisi cairan klorin.
-          Ember untuk alat tenun kotor kotoran.
-          Bengkok 2 buah.
g.      Piring plasenta dan pot.
h.      Alat-alat PI (pencegahan infeksi), cairan klorin dan wash lap atau handuk kecil.
i.        Untuk bayi:
-          Pengisap lendir.
-          Peralatan mandi.
-          Pembungkus bayi (handuk).
-          Obat mata.
-          Peneng/tanda identifikasi.
j.        Pakaian ibu, pembalut, celana dalam.
k.      Alat pelindung diri penolong (APD):
-          Tutup kepala.
-          Kacamata.
-          Masker.
-          Celemek.
-          Sepatu bot.
l.        Alat-alat untuk PI : cairan DDT 2 kom, washlap, tempat sampah medis dan non medis.

2.      Langkah-Langkah Pertolongan Persalinan:
KALA I:
-          Mempersiapkan alat sesuai kebutuhan.
-          Kejelasan dalam menyampaikan tindakan yang akan dilakukan, tujuan, dan hasil tindakan.
-          Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil.
-          Mengukur tanda-tanda vital ibu hamil.
-          Melakukan pemeriksaan fisik ibu secara keseluruhan.
-          Melakukan pemeriksaan Leopold I.
-          Mengukur tinggi fundus uteri ibu hamil dengan menggunakan meteran pita.
-          Melakukan pemeriksaan Leopold II.
-          Melakukan pemeriksaan Leopold III.
-          Melakukan pemeriksaan Leopold IV.
-          Menilai denyut jantung janin.
-          Memasang pengalas di bawah bokong ibu.
-          Melakukan vulva hygiene.
-          Melakukan pemeriksaan dalam, menilai kondisi servik dan jalan lahir.
-          Merapikan alat-alat dan membuka sarung tangan.
-          Melakukan pemeriksaan his/kontraksi.
-          Melakukan manajemen nyeri.
-          Melakukan pencatatan partograph.
-          Melibatkan suami untuk mensupport ibu.
-          Melakukan pendkes sesuai masalah ibu.
-          Memantau kemajuan persalinan.

KALA II:
-          Menjelaskan kondisi ibu, tindakan dan tujuan serta hasil tindakan kepada ibu dan keluarga.
-          Melakukan persiapan penolong (cuci tangan, memakai topi kepala, sepatu boot, masker, celemek dan handuk kecil yang diselipkan di pinggang penolong).
-          Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran.
-          Mengajarkan kembali cara meneran, bimbing ibu agar dapat meneran dengan benar dan efektif, perbaiki cara meneran bila salah, anjurkan ibu untuk istirahat diantara waktu his.
-          Menyiapkan alat pertolongan persalinan.
-          Memasang duk steril.
-          Lakukan vulva hygiene dan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap, memecahkan selaput ketuban pada saat his bila pembukaan sudah lengkap.
-          Cuci tangan dengan  larutan klorin 0,5 % lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik, kemudian cuci tangan dengan benar.
-          Periksa denyut jantung janin saat relaksasi.
-          Menyiapkan posisi ibu yang nyaman dan minta keluarga memberikan bantuan yang sesuai. Seperti membantu dan menyokong ibu pada posisi setengah duduk.
-          Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
-          Laksanakan bimbingan meneran.
-          Memasang handuk diatas perut ibu.
-          Letakkan kain steril dengan bentuk segitiga di bawah bokong ibu.
-          Buka partus set dan periksa kembali kelengkapan alat.
-          Pasang sarung tangan steril.
-          Membantu melahirkan kepala: setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva:
a.    Lindungi perineum dengan satu tangan dilapisi kain, dengan menggunakan ibu jari tangan kanan direntangkan dengan jari lain di bawah duk steril yang ditekan ke arah kranial.
b.   Tangan kiri menahan kepala bayi untuk menahan posisi refleksi dan membantu lahirnya kepala perineum.
c.    Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal.
-          Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan sesuai kondisi : jika tali pusat melilit secara longgar, lepaskan melalui kepala bayi dan jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut.
-          Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi lurus secara spontan.
-          Membersihkan mata, hidung dan mulut, dengan kasa steril.
-          Membantu melahirkan bahu:
a.    Memegang kepala bayi dengan jari tangan saling merapat secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan perlahan gerakkan kepala ke arah bawah hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas untuk melahirkan bahu belakang.
-          Membantu melahirkan badan:
a.    Geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku atas.
b.   Setelah tubuh bayi lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki).
-          Lakukan penilaian APGAR score (bayi menangis kuat, tidak/bernafas tanpa kesulitan, bayi bergerak aktif/tidak, warna kulit, denyut nadi).
-          Letakkan bayi depan vagina ibu dan lakukan klem pertama.
-          Meletakkan bayi diatas handuk yang berada di perut ibu, kemudian bayi dikeringkan mulai dari kepala, dada dengan sedikit tekanan, punggung dan kaki.
-          Selimuti bayi dengan bagian handuk yang kering.
-          Memotong tali pusat:
a.    Mengurut tali pusat ke arah plasenta.
b.   Klem kedua dengan jarak 3-4 cm dari klem pertama.
c.    Potong tali pusat, dengan memperhatikan keamanan bagi bayi. Dengan tangan kiri melindung potong diantara kedua klem.
-          Melakukan bonding dan attachment:
a.    Memberikan bayi ke ibu untuk kontak skin to skin.
b.   Memfasilitasi ibu untuk menyusui bayinya.
c.    Menginformasikan kondisi bayi secara umum.

KALA III:
-          Memeriksa tinggi fundus uteri, kontraksi dan kondisi kandung kemih melakukan rangsangan kontraksi pada fundus.
-          Memeriksa kandung kemih (bila perlu lakukan kateterisasi).
-          Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vagina.
-          Letakkan satu tangan di atas perut ibu, ditepi atas simpisis dan posisi seperti menggunting, tangan lainnya meregangkan tali pusat.
-          Saat kontraksi tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan lainnya mendorong uterus ke arah dorso-kranial secara hati-hati. Jika plasenta tidak lahir, hentikan peregangan tali pusat dan tunggu hingga kontraksi berikutnya muncul dan ulangi prosedur tadi (pelepasan plasenta dapat dibantu dengan rangsangan pada puting payudara ibu).
-          Bila tanda-tanda plasenta sudah lepas timbul (plasenta ada di introitus vagina), minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, sambil tetap melakukan dorong dorso-kranial. Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem ke depan vulva dan tangan kiri menampung plasenta dan dengan gerakan memutar searah jarum jam lahirkan plasenta dan letakkan pada wadah yang telah disiapkan.
-          Periksa kelengkapan plasenta: selaput plasenta dan kotiledon dengan membersihkan dengan kasa (bila ditemukan tidak lengkap atau ada robekan lakukan eksplorasi ke dalam uterus dengan menggunakan sarung tangan yang steril untuk mengeluarkan bagian yang tertinggal).
-          Melakukan massase uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi dan teraba keras (lakukan tindakan yang diperlukan bila uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan memeriksa).
-          Memeriksa bila ada perdarahan dan cari sumbernya lihat di vagina dan perineum (bila ada robekan lakukan penjahitan), siapkan alat heachting.
-          Lanjutkan memeriksa plasenta : ukuran, panjang tali pusat, kotiledon, berat plasenta.

KALA IV:
-          Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervagina, lakukan pemantauan kontraksi 2-5 per 15 menit pertama, lakukan tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua.
-          Bayi tetap melakukan kontak dengan ibu melalui menyusui dini. Biarkan bayi tetap berada di payudara ibu selama 1 jam walaupun bayi tidak mengisap putting susu ibu.
-          Membersihkan vulva, vagina ibu.
-          Ajarkan ibu cara melakukan masase.
-          Hitung dan perkirakan jumlah perdarahan.
-          Lakukan pengukuran tanda vital : tiap 15 menit untuk nadi dan kandung kemih selama 1 jam pertama, tiap jam untuk suhu dan TD.
-          Periksa kembali keadaan bayi untuk memastikan keadaan tanda vital bayi: nadi, pernafasan dan suhu.
-          Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin untuk dekontaminasi.
-          Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
-          Bersihkan badan ibu dengan cairan DDT dari sisa ketuban, lendir dan darah, bantu ibu memakai pakaian dalam dan pembalut.
-          Pastikan ibu dalam keadaan nyaman, bantu ibu dalam memberikan ASI.
-          Bersihkan tempat bersalin dengan larutan klorin selama 10 menit.
-          Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

-          Dokumentasikan semua data selama proses persalinan dalam partograph dan dokumen lainnya.

No comments:

Post a Comment