Showing posts with label NASEHAT. Show all posts
Showing posts with label NASEHAT. Show all posts

Thursday, June 6, 2013

MANUSIA TANGGUH

Apa yang dimaksud manusia tangguh? Apakah seperti Herkules yang terkenal kekuatannya di mitos Yunani? Atau seperti Gajah Mada yang bercita-cita menyatukan Nusantara? Atau seperti Imam Bukhari yang mampu menghapal ratusan ribu hadist? Atau seperti Ibnu Sina yang menjadi expert di berbagai bidang, mulai dari astronomi sampai kedokteran sehingga bukunya yang berjudul “Canon of Medicine” atau “Al Kanun” masih menjadi rujukan dunia kedokteran modern?

Yang dimaksud dengan manusia yang tangguh disini adalah manusia ideal yang mampu menjalankan tugasnya sebagai seorang manusia, apapun itu profesinya. Jadi tidak terkotak-kotak dalam hal fisik, keilmuan maupun hal-hal lainnya. Yang dimaksud tangguh disini adalah bagaimana seorang manusia itu dapat memaksimalkan seluruh potensi dirinya untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi sekitar dan kehadirannya di dunia dapat dipertanggungjawabkan segala kiprahnya di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia.
Manusia itu tidak hanya harus Sukses tapi juga harus Mulia. Untuk itu diperlukan beberapa kredibilitas agar seseorang bisa menjadi manusia yang tangguh, antara lain :

1.      Kredibilitas IMAN
Iman sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan dan ketangguhan seseorang menghadapi kehidupan. Salah satu contohnya adalah tingginya angka bunuh diri di Jepang – 100 orang per hari – disinyalir ini disebabkan adalah kurangnya religiusitas di negara tersebut. Kehidupan modern yang mengagungkan pencapaian materi menjadikan seseorang rentan terhadap tantangan, sehingga ketika tercapai kesuksesan materi, rasa hampalah yang menerpa. Disinilah perlunya kredibilitas iman agar ketercapaian materi diimbangi dengan rasa syukur yang tinggi terhadap kekuatan Ilahiah yang mendampingi dan “memberi restu” terhadap ketercapaian tadi.
Kredibilitas iman seseorang tidak bisa hanya dilihat dari idiom-idiom verbal yang diungkapkan seseorang tentang kebaikan tapi juga harus mengejawantah dalam kehidupan pribadi dalam tatanan sosial yang menyertainya. Tak cukup hanya pengakuan terhadap keilahian atau kenabian seseorang tapi juga tercermin dalam kontribusinya terhadap masyarakat sekitarnya. Dalam Islam dikatakan bahwa iman itu adalah “pengakuan di dalam hati (ma’rifat bil qolbi), dikatakan dengan lisan (qaulun bil lisan) dan ia dilakukan dengan perbuatan (‘amalun bil arkan)”.
Tak cukup dikatakan beriman seseorang apabila hanya teriak-teriak tentang kebaikan tapi tak ada kontribusi yang nyata bagi masyarakat atau berkelakuan sebaliknya, ataupun kontribusi nyata bagi masyarakat tanpa disertai pengakuan terhadap keilahian. Jadi iman itu bersifat menyeluruh, meliputi aspek horisontal maupun vertikal (hablumminannas wa hablumminallah).

2.      Kredibilitas RUH
Satu kata sederhana ini – RUH – merupakan salah satu misteri yang belum bisa terjawab secara gamblang sampai saat ini. Banyak penelitian modern yang ingin menyingkap tentang ruh ini namun hasilnya tetap membuat manusia bingung. Inilah salah satu bentuk kelemahan manusia di hadapan Ilahi. Dalam kitab suci disebutkan bahwa : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah : Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tiadalah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”(QS.17 : 85)
Bagaimana kaitannya kredibilitas ruh ini dengan menjadi manusia yang tangguh? Ruh ini berkaitan dengan persepsi hati nurani dalam menghadapi tantangan dan hambatan hidup. Sebagai jembatan antara Tuhan dan akal manusia, keberadaan hati nurani menjadi sangat krusial dalam memperjelas kredibilitas ruh seorang manusia tangguh. Keberadaan Tuhan akan sulit diterjemahkan apabila hanya mengandalkan akal manusia yang terbatas itu, namun dengan hati nurani maka keberadaan itu menjadi jelas adanya. Dengan hati nurani juga manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Hubungan yang baik antara manusia dan Tuhannya melalui kedekatan ruh dengan-Nya juga berdampak baik terhadap rasa percaya diri seseorang ketika menghadapi atau menjalani hidup. Hal ini tentu saja berbanding lurus dengan ketahanan orang tersebut dalam menjawab tantangan dan hambatan kehidupan yang harus dihadapi.

3.      Kredibilitas AKHLAK
Menurut Imam Ghazali, akhlak adalah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menam-pilkan perbuatan dengan senang tanpa memerlukan penelitian dan pemikiran. Akhlak merupakan buah dari pohon yang terbangun dari akidah yang kuat, yang bercabang syariah dan berdaun ibadah. Suatu perbuatan dikatakan telah menjadi akhlak apabila perbuatan tersebut dilakukan berulang-ulang dan timbul dengan sendirinya, tanpa ditimbang-timbang sehingga menjadi suatu kebiasaan hidupnya.
Akhlak terbagi dua yaitu akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Baik dan buruk dalam pandangan siapa? Tentu saja dalam pandangan Tuhan yang tertulis dalam kitab suci yang dicontohkan oleh para Nabi. Seorang Muslim harus mengikuti akhlak yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW karena Nabi Muhammad SAW mendapatkan legitimasi dari Allah SWT sebagai contoh akhlak yang baik sebagaimana tertuang dalam HR. Bukhari, Baihaqi dan Hakim : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Dalam riwayat lain diceritakan: seorang lelaki menemui Rasulullah SAW dan bertanya,”Ya Rasulullah, apakah agama itu?”. Rasulullah SAW menjawab,”Akhlak yang baik”. Kemudian ia mendatangi Nabi dari sebelah kanannya dan bertanya,”Ya Rasulullah, apakah agama itu?”. Nabi SAW menjawab,”Akhlak yang baik”. Kemudian ia mendatangi Nabi dari sebelah kiri dan bertanya,”Apakah agama itu?”. Rasulullah menoleh kepadanya dan bersabda,”Belum jugakah engkau mengerti? Agama itu akhlak yang baik”. (al-Targhib wa al-Tarhib 3:405)
Bagaimana hubungannya akhlak yang baik dengan menjadi seorang manusia yang tangguh? Ketangguhan seorang manusia terlihat dari “kekenyalan” dia terhadap rintangan dan cobaan hidup yang menerpa. Seseorang yang berakhlak baik akan memandang tantangan dan cobaan hidup itu adalah sebuah batu loncatan untuk melompat lebih tinggi daripada sebuah rintangan yang akan menghambat hidupnya. Seorang yang berkredibilitas akhlak akan memandang dunia ini adalah lahan yang subur untuk menyebarkan benih-benih kebaikan bagi sesama dalam rangka menabung energi positif (epos) yang pasti akan kembali kepada masing-masing individu, dan sebagai bahan pertanggungjawaban di hadapan Yang Maha Kuasa.

4.      Kredibilitas ILMU
Imam Asy Syahid Syekh Hasan Al Banna (pendiri pergerakan Ikhwanul Muslimin Mesir) pernah memberikan petunjuk kepada pengikutnya untuk membaca buku minimal 2 jam/minggu diluar bacaan yang berhubungan dengan keilmuannya atau pekerjaannya. Hal ini disarankan agar anggota Ikhwanul Muslimin selalu meng-upgrade keilmuannya di berbagai bidang, diluar bidang yang dikuasai, dan dapat berpendapat yang obyektif terhadap perkembangan yang terjadi di masyarakat.
Qoute dari Tom MC Ifle berikut ini cukup menggambarkan urgensi tingkat keilmuan seseorang akan biaya yang harus dikeluarkan apabila tidak berilmu : “berapa biaya yang akan anda tanggung dari kegagalan, akibat TIDAK berpengetahuan? So Stay Hunger and Stay Foolish for Knowledge”.
Perkembangan teknologi dewasa ini membuat manusia begitu mudah untuk mendapatkan ilmu. Allah SWT menganugrahkan ilmu kepada Jack Dorsey dengan twitter-nya sehingga setiap hari orang-orang bisa mendapatkan curahan ilmu dari mentor-mentor – yang belum tentu pernah bertemu sebelumnya – cukup dengan mem-follow orang tersebut. Tidak perlu seperti Imam Bukhari pada jaman dahulu yang harus menempuh ratusan kilometer demi untuk menelusuri keabsahan suatu hadist. Dengan adanya telepon pintar (smartphone), orang bisa berbagi ilmu hanya dalam waktu hitungan detik, yang penting koneksinya internetnya bagus.
Kredibilitas ilmu seseorang juga perlu diasah agar dapat menghantarkan orang tersebut menjadi seorang expert. Dalam buku DNA SuksesMulia karya trio SuksesMulia (Jamil Azzaini, Indrawan Nugroho, Farid Poniman) dituliskan bahwa seseorang bisa menjadi expert apabila telah berlatih selama 10.000 jam dengan kondisi latihan yang terancang dengan baik atau disebut juga deliberate practice, bukan pengulangan latihan yang sama, tapi latihan yang semakin meningkat kapasitas kesulitannya.
Dengan kredibilitas ilmu yang dimiliki, seseorang akan dapat menemukan berbagai jawaban akan pertanyaan-pertanyaan hidupnya, baik dalam dunia pekerjaan, hubungan sosial masyarakat maupun yang berkaitan dengan keluarga dan lain-lain.

5.      Kredibilitas SOSIAL
Ada sebuah ungkapan yang menarik dari Ali Akbar @pakarseo tentang keberhasilan seseorang saat ini. Beliau mengungkapkan bahwa salah satu syarat untuk sukses pada masa kini adalah harus hidup di 2 dunia yaitu “dunia nyata” dan “dunia maya”. Hal ini terkait dengan cara interaksi manusia masa kini. Perkembangan teknologi – khususnya internet – telah mengubah cara bermasyarakat atau interaksi sosial manusia masa kini. Hal ini terkadang membuat interaksi “dunia nyata” seperti terabaikan. Sering kita lihat di tempat-tempat umum, banyak orang lebih asyik “berinteraksi” dengan HP-nya daripada berbicara dengan teman sebelahnya. Seorang Ibu mengeluh karena ketika arisan keluarga, anaknya tidak bisa berinteraksi dengan anggota keluarga lain malah asyik BBM-an.
Lalu kredibilitas sosial seperti apa yang diperlukan guna menjadi seorang manusia tangguh? Apakah harus eksis di 2 dunia? Atau cukup dengan eksis di salah satu dunia tersebut? Tentu saja yang palingafdol adalah harus eksis dunia akhirat. Di awal tulisan disampaikan bahwa seseorang tidak hanya harus Sukses tapi juga harus Mulia. Pemaknaan Mulia disini adalah bagaimana ia dapat bermanfaat bagi sesama. Dalam hadist diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa “sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi yang lainnya”. Ketika seseorang mempunyai harta yang banyak, apakah hartanya itu dapat memberi manfaat bagi khalayak atau masyarakat sekitarnya? Ketika seseorang mempunyai ilmu, apakah ilmunya tersebut dapat membuat orang lain lebih berdaya? Ibu Tri Mumpuni malah memaknai bahwa orang kaya itu bukan karena hartanya, tetapi karena hasil karyanya mampu membuat lebih banyak orang berdaya sehingga lebih banyak orang yang mampu memberi kepada sesama. Ibu Tri Mumpuni ini telah mempunyai kredibilitas sosial yang tinggi dengan cara membuat pembangkit listrik tenaga air sederhana yang beliau buat bersama suami agar desa mereka bisa “melek” listrik. Bapak Jamil Azzaini ketika di Dompet Dhuafa berhasil membuat ribuan Baitul Mal wat Tamwil di berbagai belahan bumi Nusantara guna mengangkat perekonomian yang kurang beruntung dan sekarang telah mempunyai aset triliyun rupiah.
Contoh diatas adalah sebagian kecil orang-orang yang mempunyai kredibilitas sosial yang tinggi dan hasilnya memberi manfaat yang banyak bagi orang lain.

6.      Kredibilitas FISIK
Kredibilitas terakhir yang harus dimiliki guna menjadi manusia tangguh selanjutnya adalah kredibilitas fisik. Ketika seseorang mempunyai iman yang kokoh, ruh yang selalu terjaga, akhlak yang baik,ilmu yang tinggi, berdaya guna bagi sesama maka untuk melengkapi itu semua seseorang tersebut harus mempunyai fisik yang sehat. Apa jadinya seorang trainer ketika di tengah presentasi dia pingsan karena kehabisan energi akibat tingginya jam tayang? Asy Syahid Syekh Hasan Al Bannaberpesan bahwa dalam sehari semalam harus disisihkan waktu sekitar 30 menit untuk berolahraga agar kesehatan fisik selalu terjaga.
Menurut hasil studi yang dilakukan oleh para peneliti syaraf dari Rush University Medical Center yang diterbitkan dalam edisi online Neurology, menyebutkan bahwa aktifitas fisik harian – termasuk olahraga, memasak, mencuci dan lain-lain – dapat mengurangi resiko penyakit Alzheimer dan penurunan kemampuan kognitif, bahkan pada orang yang berusia di atas 80 tahun.
Bagaimana dengan orang-orang yang mempunyai kekurangan fisik? Apakah hilang kesempatan mempunyai manusia yang tangguh? Kekurangan fisik tidak bisa menjadi halangan untuk menjadi seorang yang tangguh. Sejarah mencatat orang-orang berkekurangan secara fisik namun berdaya guna bagi orang lain. Ada Helen Keller (tuna rungu dan tuna netra) yang mampu menginspirasi dunia karena dengan keterbatasannya ia mampu menjadi seorang aktifis politik, penulis dan dosen, adaStephen Hawking yang dalam keterbatasannya bisa menjadi profesor fisika kuantum yang paling disegani di dunia, di Indonesia ada Habibi Afsyah yang mempunyai penghasilan yang lumayan melalui dunia maya meskipun untuk memakai baju pun harus dipakaikan karena kelumpuhan hampir 80% tubuhnya.

So...bagi kita yang “normal”, adakah alasan untuk tidak menjadi pribadi yang tangguh?
Keep fighting!!!

Friday, May 31, 2013

MEMBANGUN KARAKTER DIRI

Setiap manusia pasti ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya, begitu juga dengan kita. Kita semua pasti menginginkan diri kita bisa menjadi diri yang lebih baik daripada diri kita yang sebelumnya, untuk itulah dalam hidup ini kita terus saja belajar membangun karakter diri untuk menjadi lebih baik. Walaupun seseorang tersebut sudah meraih banyak penghargaan, pasti dia tetap ingin menjadi individu yang lebih baik lagi dengan membangun karakter diri mereka sendiri.

Suatu perubahan pun tidak begitu saja bisa kita lakukan, karena semua yang ada di sekitar kita tidak semuanya dapat kita ubah. Hal – hal yang dapat kita ubah pikiran, perasaan, kebiasaan kita, dan seterusnya. Dan yang tidak bisa kita ubah adalah hari lahir kita, ortu kita, semua pengalaman hidup kita, dan seterusnya. Maka ubahlah terhadap hal - hal yang bisa kita ubah. Dan terimalah hal – hal yang tidak dapat diubah tersebut.

Memang dalam proses membangun karakter diri yang lebih baik itu banyak sekali halangannya, seperti malas, bosan, godaan dari luar diri kita, serta tidak mendukungnya segala fasilitas yang kita butuhkan untuk terus belajar membangun karakter diri menjadi lebih berkualitas. Namun jika kita memang harus menjalani itu untuk menjadi karakter yang lebih baik, mengapa tidak? Jika kita ingin benar-benar merasakan kemenangan atas diri kita, maka kita harus menjalaninya meskipun kita harus merayap setapak-demi setapak untuk mencapainya. Karena pencapaian terbesar akan datang ketika halangan besar mampu kita lewati.

Jika kita beralasan kegagalan yang kita peroleh karena hambatan tertentu dan tidak bisa melanjutkannya, berarti kita telah menyerah dan menanamkan pada diri kita bahwa kita tidak mampu. Padahal jika memang jalan itu adalah jalan benar yang harus kita lalui, kita tidak boleh menyerah begitu saja dan kita harus bangkit dan mengusir hambatan itu untuk terus melangkah maju.

Jadi tidak peduli sekuat apapun halangan yang ada, kita harus lebih kuat dan harus tetap percaya diri dan yakin bahwa diri kita pasti mampu untuk terus membangun karakter diri kita menjadi lebih baik lagi, dengan begitu jika kita mampu menaklukan seluruh rintangan yang ada dalam diri kita, maka kita bisa menjadi seseorang yang memiliki karakter tak tertandingi. Jadi mari kita terus membangun karakter diri kita.

Pembangunan karakter diri sangat diperlukan, terutama untuk membangun karakter bangsa. Karena pembangunan karakter bangsa harus diawali dengan pembangunan karakter diri setiap individunya. Ketika setiap individu dalam sebuah bangsa berlomba-lomba menjadi yang lebih baik, secara otomatis karakter bangsa pun akan semakin baik. Dengan kualitas karakter diri yang baik, tentu kehidupan individu tersebut akan semakin baik juga.

Meskipun setiap manusia memiliki dasar kehidupan yang sama, namun pada hidup yang akan dilaluinya pasti berbeda. Hal ini ditentukan tentang bagaimana dia akan berubah selama kehidupan di dunianya berlangsung. Juga tentang bagaimana dia berkembang selama dia hidup. Perkembangan tersebut juga tentang perkembangan kepribadian diri. Sehingga, untuk mencapai kehidupan yang baik kita harus mampu membangun karakter diri ini menjadi karakter yang berkualitas.

Kualitas karakter diri tidak ditentukan oleh bagaimana keadaan ekonomi seseorang. Kualitas karakter diri seseorang dapat dilihat dengan bagaimana cara seseorang tersebut menjalani hari-harinya. Tentang bagaimana seseorang tersebut bersikap dan bertindak dalam setiap keadaan yang dia jalani. Seseorang dengan perekonomian kurang baik bisa saja memiliki kualitas karakter diri dibanding seseorang lain yang memiliki perekonomian sangat baik. Jadi bisa dikatakan bahwa karakter diri merupakan hal yang benar-benar hanya dimiliki oleh seseorang tersebut tanpa memandang apa dan siapa. Asalkan seseorang mampu membangun karakter dirinya pasti bisa memberikan yang terbaik untuk kehidupannya. 

Salam Silaturahmi.....,

Tuesday, April 30, 2013

DZIKIR PAGI DAN PETANG SESUAI TUNTUNAN RASULULLAH SAW SERTA KEUTAMAANNYA

Sangat banyak ayat ataupun hadits yang menerangkan keutamaan berdzikir kepada Allah. Bahkan Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan dan menganjurkan kepada kita agar senantiasa berdzikir dan mengingat-Nya (lihat edisi 29/III tentang dzikir-dzikir setelah shalat wajib). Jangan sampai harta, anak-anak ataupun kegiatan duniawi melalaikan kita dari berdzikir kepada Allah.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al-Munaafiquun:9)

Sangat banyak ayat ataupun hadits yang menerangkan keutamaan berdzikir kepada Allah. Bahkan Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan dan menganjurkan kepada kita agar senantiasa berdzikir dan mengingat-Nya (lihat edisi 29/III tentang dzikir-dzikir setelah shalat wajib). Jangan sampai harta, anak-anak ataupun kegiatan duniawi melalaikan kita dari berdzikir kepada Allah.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al-Munaafiquun:9)
Di antara dzikir-dzikir yang disunnahkan untuk dibaca dan diamalkan adalah dzikir pagi dan sore. Dzikir pagi dilakukan setelah shalat shubuh sampai terbit matahari atau sampai matahari meninggi saat waktu dhuha, kira-kira jam tujuh atau jam delapan. Adapun dzikir sore dilakukan setelah shalat ‘ashar sampai terbenam matahari atau sampai menjelang waktu ‘isya.
Banyak sekali keutamaan dzikir pagi dan sore sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun bacaannya dan penjelasan tentang keutamaannya adalah sebagai berikut:

1.      Membaca:


الْحَمْدُ لِلَّهِ وَحْدَهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مَنْ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. Dari Anas yang dia memarfu’kannya (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), “Sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat shubuh sampai terbitnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan/memerdekakan empat orang dari keturunan Nabi Isma’il (bangsa ‘Arab). Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah setelah shalat ‘ashar sampai terbenamnya matahari lebih aku sukai daripada membebaskan empat orang (budak).” (HR. Abu Dawud no.3667 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih Abu Dawud 2/698)

   2.      Membaca ayat kursi (Al-Baqarah:255)
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “Barangsiapa membacanya di pagi hari maka akan dilindungi dari (gangguan) jin sampai sore, dan barangsiapa yang membacanya di sore hari maka akan dilindungi dari gangguan mereka (jin).” (HR. Al-Hakim 1/562 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)

   3.      Membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas.
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membacanya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka dia akan dicukupi dari segala sesuatu.” (HR. Abu Dawud 4/322, At-Tirmidziy 5/567, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/182)

   4.      Membaca:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Jika sore hari membaca:
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّهِ … رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا …
Dibaca sekali. (HR. Muslim 4/2088 no.2723 dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)

   5.      Membaca:
اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
Jika sore hari membaca:
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Dibaca sekali. (HR. At-Tirmidziy 5/466, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)

   6.      Membaca:
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya dalam keadaan yakin dengannya ketika sore hari lalu meninggal di malam harinya, niscaya dia akan masuk surga. Dan demikian juga apabila di pagi hari.” (HR. Al-Bukhariy 7/150)

   7.      Membaca:
اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ. اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.22 dan Ibnus Sunniy no.69, serta Al-Bukhariy di dalam Al-Adabul Mufrad dan dihasankan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.26)

   8.      Membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ، وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ، اللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ، وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)

   9.      Membaca:
اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidziy, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)

   10.  Membaca:
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan tiga kali ketika sore, tidak akan membahayakannya sesuatu apapun.” (HR. Abu Dawud 4/323, At-Tirmidziy 5/465, Ibnu Majah dan Ahmad, lihat Shahih Ibnu Majah 2/332)

   11.  Membaca:
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِالْإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
Dibaca 3x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya tiga kali ketika pagi dan ketika sore maka ada hak atas Allah untuk meridhainya pada hari kiamat.”
Boleh juga membaca:
… وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً
(HR. Ahmad 4/337, An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.4 dan Ibnus Sunniy no.68, Abu Dawud 4/418, At-Tirmidziy 5/465 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz di dalam Tuhfatul Akhyaar hal.39)

   12.  Membaca:
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
Dibaca sekali ketika pagi dan sore. (HR. Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabiy 1/545, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)

   13.  Membaca:
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ الإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Jika sore hari membaca:
أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ الإِسْلاَمِ …
Dibaca sekali. (HR. Ahmad 3/406, 407, Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.34, lihat Shahiihul Jaami’ 4/209)

   14.  Membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
Dibaca 100x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membacanya seratus kali ketika pagi dan sore maka tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang membaca seperti apa yang dia baca atau yang lebih banyak lagi.” (HR. Muslim 4/2071)

   15.  Membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Dibaca 10x. (HR. An-Nasa`iy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.24, lihat Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/272)
Atau dibaca sekali ketika malas/sedang tidak bersemangat. (HR. Abu Dawud 4/319, Ibnu Majah, Ahmad 4/60, lihat Shahih Abu Dawud 3/957 dan Shahih Ibnu Majah 2/331)

  16.  Membaca:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Dibaca 100x ketika pagi. “Barangsiapa yang membacanya seratus kali dalam sehari maka (pahalanya) seperti membebaskan sepuluh budak, ditulis untuknya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus kesalahan, dan dia akan mendapat perlindungan dari (godaan) syaithan pada hari itu sampai sore, dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada apa yang dia bawa kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak dari itu.” (HR. Al-Bukhariy 4/95 dan Muslim 4/2071)

   17.  Membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Dibaca 3x ketika pagi. (HR. Muslim 4/2090)

   18.  Membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Dibaca sekali ketika pagi. (HR. Ibnus Sunniy di dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.54, Ibnu Majah no.925 dan dihasankan sanadnya oleh ‘Abdul Qadir dan Syu’aib Al-Arna`uth di dalam tahqiq Zaadul Ma’aad 2/375)

   19.  Membaca:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Dibaca 100x dalam sehari. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baari 11/101 dan Muslim 4/2075)

   20.  Membaca:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Dibaca 3x ketika sore. “Barangsiapa yang mengucapkannya ketika sore tiga kali maka tidak akan membahayakannya panasnya malam itu.” (HR. Ahmad 2/290, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/187 dan Shahih Ibnu Majah 2/266)

   21.  Membaca:
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ
Dibaca 10x ketika pagi dan sore. “Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku ketika pagi sepuluh kali dan ketika sore sepuluh kali maka dia akan mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat.” (HR. Ath-Thabraniy dengan dua sanad, salah satu sanadnya jayyid, lihat Majma’uz Zawaa`id 10/120 dan Shahih At-Targhiib wat Tarhiib 1/273)
Inilah di antara dzikir-dzikir yang disunnahkan dibaca ketika pagi dan sore. Ada juga bacaan yang lainnya akan tetapi kebanyakan sanadnya dha’if sebagaimana yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dan Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy. Walaupun tidak menutup kemungkinan sebagiannya ada yang shahih.
Lafazh-lafazh dzikir ini belum diterjemahkan mengingat terbatasnya tempat. Bagi yang ingin melihat terjemahan dan keterangannya bisa dilihat dalam “Perisai Seorang Muslim: Doa dan Dzikir dari Al-Qur`an dan As-Sunnah“.

Keutamaan Shalat Isyraaq
Dengan membaca dzikir-dzikir tersebut kita bisa mengamalkan sunnah yang lainnya yaitu shalat isyraaq (shalat ketika telah terbitnya matahari sekitar 15-20 menit). Hal ini dijelaskan dalam hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى الْفَجْرَ فِيْ جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، كَانَتْ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ، تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
“Barangsiapa yang shalat shubuh dengan berjama’ah kemudian dia berdzikir kepada Allah Ta’ala sampai terbitnya matahari lalu dia shalat dua raka’at, maka pahalanya seperti pahala berhaji dan ‘umrah, sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. At-Tirmidziy no.591 dan dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy di dalam Shahih Sunan At-Tirmidziy no.480, Al-Misykat no.971 dan Shahih At-Targhiib no.468, lihat juga Shahih Kitab Al-Adzkaar 1/213 karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy)

Betapa besarnya keutamaan amalan tersebut! Selayaknya bagi kita untuk melaksanakannya semaksimal mungkin. Jangan sampai terlewat pahala yang begitu besar ini. Jangan sampai waktu kita terbuang untuk ngobrol kesana kemari yang sifatnya mubah sehingga hilanglah kesempatan mendapatkan pahala yang besar ini. Konsentrasikanlah setelah shalat shubuh dengan dzikir. Dzikir setelah shalat subuh dilanjutkan dengan dzikir pagi sampai selesai. Kemudian membaca Al-Qur`an atau muraja’ah hafalan sampai terbit matahari sekitar 15-20 menit. Setelah itu kita shalat dua raka’at yang diistilahkan dengan shalat isyraaq (jangan shalat ketika tepat matahari terbit, karena hal ini dilarang di dalam syari’at).

Janganlah waktu ini disibukkkan dengan urusan lain yang kurang penting. Kecuali amalan lain yang mempunyai keutamaan yang besar seperti ta’lim atau urusan lainnya yang sifatnya sangat urgen dan mendesak. Mudahan-mudahan kita mendapatkan pahala yang besar ini sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits tersebut. Aamiin. Wallaahu A’lam.

SHARE yuk, semoga bermanfaat buat kita semua.

Sunday, April 28, 2013

CINTA TIDAK BUTUH ALASAN

Teman-teman yang baik, ada sebuah kisah menarik mengenai cinta dan mengenai ketulusan dari cinta itu sendiri.. Semoga kita dapat mengambil inspirasi dan hikmah dari cerita ini…

Terdapatlah sepasang kekasih yang sedang asyik bercengkerama dan berbincang. Dan terjadilah sebuah percakapan diantara mereka berdua.
Wanita : Mengapa kamu menyukai saya?
Pria: Saya tidak dapat menjelaskan alasannya. Tetapi saya sungguh menyukai engkau
Wanita : Kamu bahkan tidak dapat memberikan alasan kepada saya. Bagaimana kamu dapat berkata menyukai saya? Bagaimana kamu dapat berkata kamu mencintai saya?
Pria: Saya sungguh tidak tahu alasannya, tetapi saya dapat membuktikan bahwa saya mencintai kamu.
Wanita : Bukti? Tidak! Saya mau kamu menjelaskan alasannya. Kekasih kawan saya dapat berkata kepada kawan saya bahwa dia mencintai kawan saya, tetapi kamu tidak dapat!
Pria : Baiklah, kalau kamu memaksa untuk meminta alasan mengapa aku mencintaimu…
Hmm karena kamu cantik,
karena suaramu enak didengar,
karena kamu penuh perhatian,
karena kamu mengasihi,
karena kamu bijaksana,
karena senyummu,
karena setiap gerakanmu….
Sayangnya, beberapa hari kemudian, sang wanita mengalami kecelakaan dan mengalami koma.
Sang pria kemudian menaruh surat di sisinya, dan isinya sebagai berikut:
Kekasihku,
Karena suaramu yang merdu saya mencintaimu.

Sekarang dapatkah kamu berbicara?
Tidak!
Oleh karena itu saya tak dapat mencintaimu.
Karena kamu penuh perhatian dan peduli
maka saya menyukaimu.
Sekarang kamu tidak dapat menunjukkannya,
oleh karena itu saya tak dapat mencintaimu
Karena senyummu, karena setiap gerakanmu
maka saya mencintaimu
Sekarang dapatkah kamu tersenyum?

Dapatkah kamu bergerak?
Tidak!
Karena itu saya tak dapat mencintaimu..
Jika cinta memerlukan alasan,
seperti sekarang,
maka tidak ada alasan lagi bagi saya untuk mencintai engkau lagi.

Apakah cinta memerlukan alasan?
TIDAK!
Oleh karena itu, saya masih tetap mencintaimu
dan cinta tidak memerlukan alasan….
Ketika mencintai seseorang
jangan pernah menyesal dengan apa yang pernah kamu lakukan
menyesallah terhadap apa yang tidak pernah kamu tidak lakukan.
Jika Tuhan membawa engkau kepada cinta..
Dia akan memampukan engkau untuk bisa mengatasinya.
Lakukanlah yang terbaik untuk orang yang kau cintai tanpa perlu mencari alasan karena apa engkau mencintainya…
Karena cinta tidak memerlukan alasan…

Selamat mencintai dan dicintai!!!
"Jangan Lupa Klik Suka & Bagikan".

NASEHAT PERNIKAHAN

   1.      KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita. Janganlah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.

   2.      KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah melalui orang tua/wali si gadis.

   3.      KETIKA AKAD NIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu, tetapi menikah di hadapan Allah.

   4.      KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoa’kan anda, karena anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk BERCERAI karena menyia-nyiakan do’a mereka.

   5.      SEJAK MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.

   6.      SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri.

   7.      KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan.

   8.      KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK
Cintailah isteri atau suami anda 100%

   9.      KETIKA TELAH MEMIKI ANAK
Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda, tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%.

   10.  KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK
Yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri.

   11.  KETIKA EKONOMI MEMBAIK
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita.

   12.  KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita.

   13.  KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolongan Anda.

   14.  KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan. Orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak.

   15.  KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.

   16.  KETIKA ADA PIL
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.

   17.  KETIKA ADA WIL
Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.

   18.  KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.

   19.  KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K 1 Ketaqwaan 2 Kasih sayang 3 Kesetiaan 4 Komunikasi dialogis 5 Keterbukaan 6 Kejujuran 7 Kesabaran

Semoga…… … — Semoga diriku & dirimu
termasuk hamba yang disayang oleh-Nya..”
SHARE yuk, semoga bermanfaat buat kita semua.