Showing posts with label ILMU TERAPI LINTAH. Show all posts
Showing posts with label ILMU TERAPI LINTAH. Show all posts

Thursday, June 13, 2013

TERAPI LINTAH UNTUK PENYAKIT JANTUNG

Saat ini, penyakit jantung masih menjadi penyakit pembunuh nomor satu di dunia. Hal itu dikarenakan semakin banyak orang yang merokok dan meningkatnya pola hidup tidak sehat, seperti makanan berkolesterol tinggi dan jarang berolahraga.
Biaya pengobatan untuk penyakit jantung ini pun semakin mahal dan meningkat 5 % dari tahun ke tahun. Tentunya, itu sangat memberatkan para pasien yang didiagnosis mengalami penyakit jantung. Beruntunglah, kini diketahui solusi terapi alternatif yang relatif ekonomis dengan hasil yang menjanjikan, yakni pengobatan penyakit jantung menggunakan terapi lintah (hirudoterapi). Jadi, bagi Anda yang menderita penyakit jantung, Anda tidak perlu khawatir. Sebab, sudah ada cara yang sangat sederhana, praktis, dan murah meriah.
Jantung yang sehat perlu perbekalan darah yang encer dan oksigen yang cukup. Selain itu, metode terapi alternatif hirudoterapi ini steril, aman, tanpa efek samping, serta merangsang saraf yang ada di sekitar jantung agar bisa meregenerasi diri sendiri.
Berbagai penyakit jantung yang dapat disembuhkan dengan hirudoterapi yang berkaitan dengan kardiovaskular antara lain hiperkoagulasi/darah kental, penyempitan/penyumbatan pembuluh darah, penderita gangguan jantung, jantung koroner, jantung bengkak, dan jantung bocor.
Lantas, bagaimana cara mengobati penyakit jantung semua jenis penyakit jantung yang telah disebutkan sebelumnya dengan hirudoterapi?
Untuk mengetahui  cara penerapan hirudoterapi terhadap penyakit jantung sekaligus sebagai tambahan informasi bagi Anda yang ingin memanfaatkan lintah sebagai obat penyakit jantung, berikut aplikasi terapi lintah untuk penyakit jantung akibat hipertensi berdasarkan referensi dari terapis Rusia, Y. Kamenev M.D.
Cara melakukan terapi ini adalah sebagai berikut:
1.      Jumlah lintah yang digunakan adalah 4 ekor lintah.
2.      Frekuensi pengobatan ialah 1 – 2 kali per minggu.
3.      Pengobatan yang disarankan sebanyak 8 kali terapi.
Ada pula penyakit jantung valvular/klep jantung yang terjadi diakibatkan klep-klep jantung tidak bekerja sebagaimana mestinya. Ada beberapa jenis penyakit klep jantung. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1)      Valvular Stenosis
Ini terjadi ketika keterbukaan klep lebih kecil daripada kondisi normal karena kelopak klep menjadi kaku (stiff). Pembukaan yang menyempit dapat menyebabkan jantung harus bekerja berat untuk memompa darah melaluinya. Itu bisa mengarah pada gagal jantung atau gejala lainnya. Semua klep pun menjadi stenotic (mengeras dan membatasi aliran darah).

2)      Valvular Insufficiency
Valvular insufficiency juga disebut regurgitation, incompetence, atau leaky valve (klep bocor). Ini terjadi karena suatu klep tidak menutup dengan rapat. Jika klep tidak tertutup rapat, ada bagian darah yang mengalir balik melalui klep. Ketika kebocoran itu menjadi parah, jantung harus bekerja keras untuk mengatasi kebocoran klep tersebut dan lebih sedikit darah yang mengalir ke sisa tubuh lainnya, tergantung dari klep yang terkena.

Supaya lebih mudah dalam melakukan hirudoterapi untuk penyakit jantung tersebut, Anda hanya perlu menempelkan lintah pada posisi yang berhubungan dengan proses penyembuhan (titik-titik terapi), sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya. Dengan demikian, penyakit jantung Anda segera teratasi.

Friday, May 10, 2013

TERAPI LINTAH UNTUK MENGOBATI STROKE


a.      Gambaran Umum Tentang Stroke
Stroke termasuk penyakit Cerebrovascular  (pembuluh darah otak) yang di tandai dengan kematian jaringan otak  (infak cerebral) yang terjadi karena ber kurangnya  aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangang  aliran darah dan oksigen inilah bisa dikarenakan adanya sumbatan ,penyempitan  atau pecahnya pembuluh darah. WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) mendefinisikan bahwa stroke ialah gejala-gejala defisit fungsi susunan syaraf yang di akibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak bukan yang lain. Stroke dibagi menjadi 2 bagian jenis penjelasan selengkapnya sbb:

1)       Stroke Iskemik
Stroke iskemik adalah tersumabatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. Dan, 80% pasien Stroke adalah Stroke iskemik . Stroke iskemik terbagi menjadi 3 jenis  yaitu :
1. Stroke Trombatik (proses terbentuknya trombus yang membuat penggumpalan)
2. Stroke Embolik (tertutupnya arteri oleh bekuan darah)
3. Stroke  Hipoperfusion  Sisemik (berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya ngangguan denyut jantung).

2)  Stroke Hemoragik
Stroke Hemoragik adlah stroke yang disebabakan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Hampir 70% pasien dengan kasus stroke  hemoragik terjadi pada penderita Hipetensi. Srtoke Hemoragik  terbagi menjadi 2 jeni s yaitu :
1. Hemoragik Intracerebral (pendarahan yang terjadi di dalam jaringan otak)
2. Hemoragik Subaraknoid (pendarahan yang terjadi  di dalam ruang subaraknoid, yaitu ruang sempit  antara permukaan otak dan lapisan jarinangan  menutupi otak).
Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:
1)      Bagian sistem saraf pusat; kelemahan otot (hemiplegia), kaku, dan menurunnya fungsi sensorik.
2)      Batang otak dengan 12 saraf cranial; menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernapasan dan detak jantung terganggu, serta lidah lemah.
3)      Cerebral cortex; aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, dan kebingungan.
Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yang terbentuk diserap kembali secara bertahap. Proses alami ini selesai dalam waktu 3 bulan. Saat itu, 1/3 orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat. Diperkirakan, ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, ternyata:
1)      1/3 bisa pulih kembali.
2)      1/3 mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang, serta
3)      1/3 sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus-menerus berada di kasur.
Perlu Anda ketahui, hanya 10 – 15% penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sebelumnya, sedangkan lainnya mengalami cacat, sehingga banyak penderita stroke menderita stress akibat kecacatan  yang ditimbulkan setelah diserang stroke.
Tidak berhenti sampai di situ, akibat stroke lainnya, yakni:
1)      80% penurunan parsial/total gerakan lengan dan tungkai,
2)      80 – 90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat.
3)      70% menderita depresi, serta
4)      30% mengalami kesulitan bicara, menelan, serta membedakan kanan dan kiri.
Kini, stroke tidak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namun cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tidak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan, tetapi juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa stroke sebagai penyebab kematian terbesar di dunia setelah serangan jantung. Oleh karena itu, lebih baik mencegah terjadinya stroke daripada mengobatinya. Sebab, meskipun stroke Anda bisa diobati, tetapi Anda bisa mengalami kemungkinan dampak buruk stroke, yakni cacat atau mengalami gangguan-gangguan tertentu.

b.      Terapi Lintah untuk Stroke
Bagi penderita stroke, ada kabar gembira bahwa lintah dapat mengobati stroke. Lintah sawah, binatang pengisap darah, ternyata air liurnya sangat bernmanfaat karena mengandung banyak antikoagulan (antipembekuan darah) sekaligus zat-zat lain, seperti panisilin, antiradang, dan anestesi atau bius.
Hirudoterapi bisa menstabilkan kadar hormon serotonin, serta melancarkan peredaran darah dan oksigen pada jaringan saraf halus di kepala, termasuk menormalkan penyempitan dan pelebaran pembuluh darah di otak. Dengan demikian, hirudoterapi merupakan pengobatan alternatif supermurah, cepat, dan tepat.

Tuesday, May 7, 2013

TERAPI HEWAN LINTAH UNTUK MENGATASI DARAH TINGGI

a.      Gambaran Umum Darah Tinggi
Darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan yang menerangkan bahwa seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik (bagian atas) dan angka diastolik (bagian bawah) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah, baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya. Hipertensi merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung.
Adapun gejala-gejala hipertensi, yakni:
1)      Pusing
2)      Muka merah
3)      Mimisan secara tiba-tiba
4)      Tengkuk terasa pegal dan kencang
5)      Kebanyakan penderita nyaris tidak menyadari bahwa dirinya menghidap  hieprtensi
Itulah sebabnya hipertensi disebut juga silent disease atau penyakit yang nyaris tidak didahului gejala-gejalanya.Hipertensi dapat muncul saat sudah terjadi komplikasi. Ketika  terjadi lonjakan kenaikaan tekanan darah, penderita terkadang merasa gemetar, cepat letih dan sulit tidur, sehinggga penglihatan menjadi kabur.Jika hal ini tidak segera diobati bisa berujung pada kelumpuhan (stroke),kejang-kejang,koma dan merusak jantung.Maka hipertensi amat rentan terserang penyakit jantung.
Sementara itu,penyebab hipertensi ada banyak sekali,Di antaranya sbb:
1.      Banyak mengkonsumsi makanan cepat saji,sebab makanan cepat saji tersebut banyak mengandung lemak,protein dan garam yang tinggi, namun rendah serat pangan.
2.      Stress akibat tekanan pekerjaan dan tekanan hidup yang lain.
3.      Jarang berolahraga dan hanya duduk di meja kerja.
4.      Gemar mengkonsumsi minuman berakohol dan mengandung kafein.
5.      Merokok
6.      Kurang tidur.
7.      Faktor keturunan.
8.      Nganguan pada ginjal  misalnya tumor ginjal.
9.      Ternganggunya keseimbangan hormon yang merupakan  faktor pengatur tekanan darah.
10.  Pemakaian kontrosepsi.
11.  Penggunaa obat-obatan jenis kortiskostreroid.
Lantas,bagamana caranya mengetahui adanya hipertensi dalam diri Anda ?
Untuk mendeteksi adanya hipertensi dalam diri anda,sejauh ini diguankan alat ukur tensimeter atau alat ukur tekanan darah. Biasanya, Anda dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 240/90 mm/hg, sedangkan tekanan darah normal adalah 120/80 mm/hg. Sistolik adalah tekanan darah saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (jantung mengerut), sedangkan Diastolik adalah tekanan darah ketika jantung mengembang dan menyedot kembali (pembuluh darah mengempis/kosong).
Untuk lebih jelasnya ayo… kita melihat bagan mengenai tekanan darah sitolik/diastolik, perhatikan tabel di bawah ini :
Kategori
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Normal
< 120 mmHg
(dan) < 80 mmHg
Prahipertensi
120 – 139 mmHg
(atau) 80 – 89 mmHg
Stadium 1
140 – 159 mmHg
(atau) 90 – 99 mmHg
Stadium 2
≥ 160 mmHg
(atau) ≥ 100 mmHg


b.      Terapi Lintah untuk Darah Tinggi
Berdasarkan penjelasan tersebut, bisa diketahui bahwa hipertensi atau darah tinggi dapat menyebabkan stroke dan serangan jantung. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, kedua penyakit ini menyebabkan kematian.
Nah, bagi Anda yang memiliki penyakit darah tinggi, alangkah baiknya jika Anda mencoba pengobatan alternatif hirudoterapi. Sebab, percaya atau tidak, zat-zat kimia alami dalam air liur lintah memiliki khasiat yang superdahsyat, yang salah satunya dapat mengobati hipertensi.
Oleh karena itu, Anda hanya perlu menempelkan seekor lintah pada bagian tengkuk belakang atau bagian yang sering kali dirasakan mengeras. Biarkan lintah menghisap selama 30 menit. Lakukan berulang kali hingga keluhan mereda. Dengan rutin atau konsisten melakukan hirudoterapi ini, niscaya penyakit hipertensi Anda akan sembuh. Selamat mencoba!

TERAPI HEWAN LINTAH MAMPU MENGATASI DIABETES MELLITUS

a.      Gambaran Umum Diabetes Mellitus
Penyakit DM (Diabetes Mellitus) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, sehingga organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin termasuk salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab dalam mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah. Insulin dibutuhkan untuk mengubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
DM merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya kian meningkat. Kini, jumlah penderita DM di Indonesia semakin bertambah. Tidak hanya orang tua, bahkan remaja dan dewasa pun diserang penyakit gula ini. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003, tercatat hampir 200 juta orang di dunia menderita DM. Dan, diperkirakan pada tahun 2025, jumlah penderita DM bisa mencapai 330 juta jiwa.
Sementara itu, di Indonesia, berdasarkan data WHO pada tahun 2003, tercatat lebih dari 13 juta penderita DM, yang dari jumlah tersebut diperkirakan meningkat menjadi lebih dari 20 juta penderita pada tahun 2030.
DM terdiri atas 2 tipe, yaitu DM tipe I dan DM tipe II. DM tipe I adalah DM yang bergantung pada insulin lantaran tubuh kekurangan hormon insulin, yang dikenal dengan istilah IDDM (insulin dependent diabetes mellitus). Hal ini disebabkan oleh hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe I banyak ditemukan pada balita, anak-anak, dan remaja.
Lain halnya dengan DM tipe II yang terjadi akibat hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, yang dikenal dengan istilah NIDDM (noninsulin dependent diabetes mellitus). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan, seperti kecacatan dalam produksi insulin, serta resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitivitas (respons) sel dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin dalam darah.
Adapun gejala-gejala penderita DM adalah sebagai berikut:
1)      Jumlah urin yang dikeluarkan lebih banyak (polyuria).
2)      Sering kali atau cepat merasa haus/dahaga (polydipsia).
3)      Lapar yang berlebihan atau makan banyak (palyphagia).
4)      Frekuensi urin meningkat/kencing secara terus-menerus (glycosuria).
5)      Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya.
6)      Kesemutan/mati rasa pada ujung saraf di telapak tangan dan kaki.
7)      Cepat lelah dan lemah setiap waktu.
8)      Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba.
9)      Apabila luka/tergores (korengan), penyembuhannya berlangsung lambat.
10)  Mudah terkena infeksi, terutama pada kulit.

Dengan demikian, apabila Anda merasakan gejala-gejala tersebut, Anda harus segera memeriksakan kondisi Anda untuk mengetahui secara pasti menderita DM atau tidak. Semakin cepat Anda mendiagnosisnya, semakin besar peluang untuk sembuh.

b.      Terapi Lintah untuk Diabetes Mellitus
Perlu Anda ketahui, setiap tahun, lebih dari 3 juta orang di seluruh dunia sebagai akibat dari komplikasi DM. Dengan ungkapan lain, terjadi 1 kematian setiap 3 detik. Padahal, diet dan olahraga yang teratur dapat mengurangi secara drastis kemungkinan seseorang dengan toleransi glukosa yang terganggu karena DM.
Salah satu cara yang efektif mengobati DM adalah terapi lintah atau hirudoterapi. Sebagaimana yang diketahui, saat menggigit, lintah mengeluarkan bermacam-macam zat. Salah satu dari zat tersebut adalah hirudin yang mempunyai fungsi sebagai antikoagulan dan melancarkan aliran darah.
Untuk mengobati DM (kering), lintah ditempelkan pada bagian yang mati rasa, kesemutan, kaku, serta terasa sakit di sekitar kaki maupun tangan. Gangguan tertentu, seperti sering buang air kecil pada malam hari, tidak bisa buang air besar setiap hari, perut kembung, dan gangguan disfungsi ereksi, mampu disembuhkan dengan hirudoterapi yang teratur.
Sedangkan, DM (basah), misalnya gangrene, radang, bengkak, luka yang tidak sembuh, busuk, dan sudah mati rasa di sekitar lubang luka, serta saraf/jaringan yang mati, mampu hidup kembali hanya dengan hirudoterapi dan ramuan herbal tanpa perlu diamputasi. DM (basah) sanggup disembuhkan dengan terapi itu.
Pada penderita DM dengan kekentalan darah tinggi, zat hirudin yang dikeluarkan oleh lintah bisa membantu mencegah pembekuan darah, serta mengencerkan dan melancarkan aliran darah penderita. Manfaat lainnya dari hirudoterapi adalah darah lebih mudah beredar dan berkurangnya tekanan pada jantung dan pembuluh darah secara signifikan.
Adapun zat-zat lain yang terkandung dalam air liur lintah bisa memberikan kontribusi terhadap perbaikan dan normalisasi sirkulasi kapiler. Ada juga zat lain yang menghasilkan analgesik alami, memberikan sifat antibakteri, menurunkan tekanan darah, dan mempunyai efek antiinflamasi.
Salah satu terapis, Muhyidin, di Kauman, Yogyakarta, menggunakan lintah untuk terapi DM. Muhyidin dapat memiliki keahlian ini berdasarkan kejadian yang menimpanya sendiri. Kabarnya, Muhyidin setelah 10 tahun menderita DM, ia divonis kakinya harus diamputasi oleh dokter.
Sesuai informasi temannya, Muhyidin menggunakan lintah untuk mengobati kakinya. Ternyata, ajaib! Setelah beberapa saat pengobatan, ia tidak merasakan sakit lagi, meskipun meminum air gula. Akhirnya, ia benar-benar sembuh dari DM yang dideritanya.
Dalam mengatasi DM, perawatan jari tangan dan kaki pada penderita sangatlah penting. Mengapa? Sebab, sirkulasi darah pada penderita DM berlangsung lamban, yang membuat darah kadang tidak mampu sepenuhnya menembus kapiler, sehingga tubuh tidak bisa menyembuhkan luka kecil. Atau, yang lebih buruk lagi, terjadi nekrosis atau matinya jaringan. Hal ini dapat menyebabkan diamputasinya jari, kaki, atau anggota badan lain yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran pembusukan akibat DM ke bagian tubuh lain.
Hirudoterapi telah diketahui berabad-abad dalam meningkatkan sirkulasi di bagian distal tubuh, yakni kaki. Efek pemulihan terapi ini menghasilkan peningkatan sirkulasi mikro yang sangat penting dalam mencegah amputasi jari tangan dan kaki, sebagaimana kasus Muhyidin.
Berdasarkan kisah tersebut, bagi Anda yang menderita DM, namun tidak kunjung sembuh, meskipun telah mencoba berbagai pengobatan, saat ini tidak perlu khawatir lagi. Pasalnya, hirudoterapi terbukti ampuh dalam mengobati DM. Oleh karena itu, bagi penderita DM, tidak ada salahnya jika mencoba pengobatan alternatif hirudoterapi ini. Percaya atau tidak, itulah kedahsyatan lintah!

TERAPI HEWAN LINTAH GUNA MENGATASI MIGRAIN


a.      Gambaran Umum Migrain
Migrain merupakan nyeri kepala berdenyut yang disertai mual dan muntah, yang biasanya menyerang pada pagi hari, sehingga dapat mengganggu aktivitas kerja Anda. Penderita juga biasanya menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, suara, dan bau-bauan. Penyakit ini juga sering kali diderita oleh orang kantoran akibat pekerjaan kantor.
Sakit kepala akibat migrain agak sulit dibedakan dengan sakit kepala lantaran sinusitis atau otot leher tegang. Meskipun sering kali dirasakan pada salah satu sisi kepala, namun rasa nyerinya bisa berpindah atau mengenai kedua sisi sekaligus.

b.      Terapi Lintah untuk Migrain
Penyebab migrain bisa bermacam-macam, mulai dari peredaran darah yang tidak lancar dalam otak karena kelelahan dan kurang beristirahat, pola makan yang buruk, radang tonsil, sampai pencernaan yang kurang bagus daya kerjanya. Nyeri pada migrain disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah di otak. Hal ini berkaitan dengan kadar hormon serotonin dalam darah. Jika kadarnya tinggi, pembuluh darah menyempit. Sebaliknya, bila kadarnya rendah, pembuluh darah melebar.
Gejala umum yang dialami jika migrain muncul adalah nyeri kepala yang sangat hebat, biasanya pada satu sisi, namun dapat pula terjadi pada kedua sisi kepala. Penderita “sakit kepala sebelah” akan membaik setelah menjalani hirudoterapi. Penderita pun bisa merasakan sakit yang berkurang, kepala terasa enteng, tidur pulas, dan bangun tanpa rasa sakit.
Hirudoterapi merupakan penyembuhan penyakit migrain secara alami tanpa obat kimia, sehingga penderita terhindar dari penderitaan berkepanjangan atau efek samping jangka panjang. Selama apapun Anda menderita migrain, hirudoterapi tetap dapat mengobatinya.

TERAPI HEWAN LINTAH DAPAT MENGATASI ASAM URAT


a.      Gambaran Umum Asam Urat
Asam urat adalah senyawa sukar larut dalam air yang merupakan hasil akhir metabolisme purin. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh dan dijumpai dalam semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau hewan (daging, jeroan, dan ikan sarden). Selain itu, purin juga ada dalam minuman beralkohol dan makanan kaleng.
Normalnya, asam urat dikeluarkan dari tubuh melalui feses (kotoran) dan urin. Tetapi, karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada, maka hal ini menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah Anda terlalu banyak mengonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya terkumpul pada persendian, sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Menurut catatan kumpulan info, setelah menjalani pengobatan yang tepat, penderita asam urat dapat diobati, sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Namun, karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi, sehingga bisa menghindari makanan yang banyak mengandung purin.
Adapun gejala-gejala asam urat antara lain:
1)      Kesemutan dan linu.
2)      Nyeri, terutama pada malam hari atau pagi hari saat bangun tidur, serta
3)      Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, serta panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi hari.

b.      Terapi Lintah untuk Asam Urat
Penyakit asam urat dapat disembuhkan dengan hirudoterapi. Ya, zat-zat kimia alami dalam air liur lintah sangat manjur untuk mengobati asam urat. Maka dari itu, bagi Anda yang menderita asam urat, silahkan mencoba hirudoterapi. Jika dilakukan secara konsisten, penyakit asam urat Anda bisa sembuh.

Thursday, April 4, 2013

SEJARAH PENGGUNAAN HEWAN LINTAH SEBAGAI TERAPI PENGOBATAN

Perlu Anda ketahui, dunia pengobatan alternatif sudah mengenal istilah terapi untuk menyembuhkan penyakit berdasarkan penyebabnya. Sampai saat ini, ada banyak sekali jenis terapi yang berhasil ditemukan. Salah satu dari sekian banyak terapi tersebut adalah hirudoterapi atau yang biasa disebut terapi lintah. Tahukah Anda, apa itu hirudoterapi?
Dalam catatan Wikipedia, hirudoterapi adalah terapi penyembuhan penyakit menggunakan lintah sebagai obat untuk tujuan pengobatan. Terapi ini diperkenalkan oleh salah satu filsuf sekaligus dokter muslim yang sangat mahsyur, yakni Avicenna, dalam karyanya The Canon of Medicine. Avicenna yang bernama asli Ibnu Sina itu juga mengenalkan penggunaan lintah sebagai perawatan untuk penyakit kulit. Bahkan, dalam perkembangan selanjutnya, hirudoterapi menjadi menjadi salah satu metode yang disukai oleh masyarakat Eropa pada Abad Pertengahan.
Menurut Nurdeen Deuraseh, dalam karyanya yang bertajuk “Ahadith of the Prophet on Healing in Three Things (Asy – Syifa’ fi Thalata); An Interpretational”, Journal of the International Society for the History of Islamic Medicine, pengobatan dengan lintah diperkenalkan oleh Abdul Latif pada abad ke – 12M.
Nurdeen Deuraseh menjelaskan bahwa lintah dapat digunakan untuk membersihkan jaringan penyakit setelah operasi pembedahan. Ia melakukannya, meskipun ia mengerti risiko menggunakan lintah. Ia memberikan saran ke pada pasien agar lintah dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran dan debu yang melekat pada lintah sebelum digunakan. Ia juga menerangkan bahwa setelah lintah menghisap darah, garam harus diteteskan pada bagian tubuh manusia.
Meskipun hirudoterapi telah dikenal sejak zaman Ibnu Sina, namun terapi lintah saat itu belum begitu popular. Apalagi, pada abad ke – 19, secara perlahan, terapi lintah mulai dilupakan orang. Terapi tersebut kembali digunakan pada awal tahun 1990, saat sebuah riset medis dengan terapi lintah berhasil membuktikan bahwa terapi ini mampu menyembuhkan tumor tanpa kemoterapi dan pembedahan.
Riset yang dilakukan di Eropa juga membuktikan bahwa terapi lintah yang dilakukan dengan pengobatan medis (obat-obatan) atau herbal dapat meningkatkan efektivitas obat. Hingga saat ini, tidak ditemukan adanya efek samping sebagai akibat terapi tersebut.
Temuan lainnya menyatakan bahwa terapi lintah bisa menstabilkan kadar hormon serotonin/melancarkan peredaran darah dan oksigen pada jaringan syaraf halus  di kepala, termasuk menormalkan penyempitan atau pelebaran pembuluh darah di otak. Berdasarkan penemuan tersebut, tak heran jika banyak orang sembuh setelah memanfaatkan sedot lintah (Hirudo Medicinalis) ini, sehingga terapi tersebut menjadi trend dan “naik daun” sampai sekarang.
Di berbagai rumah sakit dan tempat praktek dokter di Jerman, banyak ditemukan hirudoterapi untuk penyembuhan. Bahkan, setiap tahun, di sana, sekitar 250.000 ekor lintah digunakan untuk mengatasi perdarahan. Selain itu, lintah juga dimanfaatkan dalam operasi bedah plastik.
Metode penyembuhan dengan lintah merupakan cara yang tersisa dari abad pertengahan yang lampau. Pada masa itu, pasien yang mengalami masalah pada sendi lutut akan merasa lebih baik setelah menempelkan lintah pada lukanya selama beberapa minggu.
Hasil studi yang dilakukan oleh para peneliti di Jerman menunjukkan bahwa lintah diakui bisa mengobati rasa saki (analgesic) dan radang(inflamasi). Bahkan, pasien yang menderita osteoatritis pun dapat menggunakan lintah untuk mengobatinya. Penelitian yang dipimpin oleh dr. Gustav Dobos di Klinik Essen – Mitte, Jerman, melakukan percobaan terhadap 10 pasien, dengan rata-rata usia 68 tahun. Kebanyakan pasiennya menderita sakit lutut selama 6 tahun secara terus-menerus.
Dalam percobaan ini, para dokter meletakkan 4 ekor lintah di daerah lutut yang sakit dan dibiarkan selama 1 jam 20 menit. Rasa sakit diukur selama 3 hari sebelum perawaran dilakukan dan 28 hari setelah perawatan. Pengaruh dari perawatan ini bisa dipastikan hasilnya setelah 4 minggu.
Dalam laporan hasil percobaan, para pasien mengaku rasa sakit mereka berkurang akibat gigitan lintah tersebut. Dan, hebatnya, tidak ada efek samping yang ditimbulkannya, misalnya infeksi atau apapun.