Sunday, March 31, 2013

IBADAH PUASA


A.    PERMASALAHAN, MANFAAT DAN HIKMAH PUASA RAMADHAN

1.      Permasalahan Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah puasa yang diwajibkan pada setiap mukallaf (fardhu ‘ain) dan termasuk salah satu dari rukun Islam (arkan al-din). Kewajiban puasa ini ditetapkan sejak tahun ke-2 H berdasarkan firman Allah SWT:

$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$#
 `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah : 183).

a.       Cara Penetapan Waktu
Jangka waktu pelaksanaan puasa Ramadhan adalah sebulan penuh yaitu selama bulan Ramadhan yang berkisar antara 29 atau 30 hari. Waktu puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Cara untuk mengetahui waktu puasa ini ada dua macam cara, yaitu rukyat dan hisab.
1)      Rukyat
Yang dimaksud dengan rukyat iyalah suatu cara untuk menetapkan awal bulan qamariyah (Ramadhan) dengan jalan melihat dengan panca indera mata timbulnya/munculnya bulan sabit dan bila udara mendung atau cuaca buruk sehingga bulan tidak bisa dilihat maka hendaknya menggunakan istikmal (menyempurnakan bilangan bulan Sya’ban menjadi 30 hari).
2)      Hisab
Yang disebut dengan hisab adalah suatu cara untuk menetapkan awal bulan qamariyah (Ramadhan) dengan menggunakan perhitungan secara ilmu astronomi, sehingga dapat ditentukan secara eksak letak bulan. Dengan demikian diketahui pula awal bulan qamariyah tersebut.

b.      Berpuasa di Daerah Kutub
Menurut Syekh Muhammad Syaltut dalam bukunya, yang berjudul “Al-Fatawa” (fatwa-fatwa) disebutkan bahwa hanya ada dua alternatif hukum bagi penduduk daerah kutub dalam melaksanakan ibadah shalat dan khususnya puasa yaitu:
1)      Karena di daerah kutub tidak berlaku batasan-batasan waktu sebagaimana di belahan bumi normal, maka hukum yang berkenaan dengan ibadah shalat dan puasa – dua ibadat yang pelaksanaannya sangat dibatasi oleh unsur keteraturan waktu – tidak berlaku. Penduduk daerah kutub dibebaskan dari kewajiban shalat dan puasa.
2)      Meskipun kondisinya demikian nilai hukum tetap berlaku di daerah kutub, sebab ajaran Islam berlaku untuk segala kondisi dan tempat.

c.       Perbedaan Niat Puasa Ramadhan dengan Puasa Sunah
Puasa Ramadhan maupun puasa sunah harus diawali dengan niat, karena niat adalah rukun di dalam ibadah termasuk ibadah puasa. Perbedaan diantara keduanya adalah jika puasa Ramadhan niat berpuasa harus dilaksanakan sebelum terbit fajar. Semakin dekat kepada terbitnya fajar maka semakin bagus, apalagi kalau diawali dengan makan sahur, karena makan sahur itu adalah berkah. Apabila terbit fajar belum berniat untuk puasa Ramadhan maka puasanya tidak sah.
Sedangkan untuk puasa sunah, afdhalnya niat adalah sebelum terbit fajar sebagaimana niat bagi puasa Ramadhan. Tetapi dibolehkan niat puasa sunah sampai menjelang zawal (tergelincirnya matahari) dengan syarat sejak terbit fajar sampai niat diucapkan belum melakukan kegiatan yang bisa membatalkan puasa.

2.      Rukhshah Meninggalkan Ibadah Puasa Ramadhan
Al-Qur’an dan Hadits memberikan keringanan (rukhshah) kepada orang-orang tertentu untuk tidak melaksanakan puasa, antara lain karena halangan-halangan sebagai berikut ini:
a.    Orang sakit yang tidak mungkin berpuasa. Jika berpuasa maka ia akan mengalami kesulitan atau bahkan penyakitnya akan bertambah parah.
b.    Musafir, atau orang yang sedang bepergian (melakukan perjalanan). Menurut imam Syafi’i kebolehan untuk tidak berpuasa bagi musafir adalah apabila perjalanan yang ditempuhnya berjarak lebih kurang dua hari dua malam (marhalatani) jika ditempuh dengan berjalan kaki.
Allah SWT berfirman:
`yJsù šc%x. Nä3ZÏB $³ÒƒÍ£D ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$­ƒr& tyzé& ÇÊÑÍÈ
Artinya:
Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (QS. Al-Baqarah : 184)

c.    Orang yang udzur menjalankan puasa baik karena usia tua ataupun karena sakit berkepanjangan.
d.   Wanita yang hamil atau yang sedang menyusui anaknya. Orang yang udzur, wanita yang hamil dan sedang menyusui jika ia tidak berpuasa maka tidak wajib mengqadha puasanya, tetapi wajib membayar fidyah.

3.      Hukum Berjima’ dengan Istri di Siang Hari pada Bulan Ramadhan
Berkumpul suami istri (jima’) di siang hari pada saat menjalankan puasa Ramadhan sama halnya  dengan membatalkan puasa dengan jima’. Orang seperti ini, menurut jumhur ulama diwajibkan mengqadha puasa dan mengeluarkan kifarat.

4.      Arti Puasa Kifarat
Kifarat adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yang berarti denda untuk menghapuskan dosa, karena melanggar ajaran agama. Ketetapan kifarat ini berlaku bukan hanya berhubungan dengan kesalahan yang terjadi pada ibadah puasa saja seperti jima’ di waktu siang Ramadhan tetapi juga terdapat pada pelaksanaan ibadah haji, pada pelanggaran sumpah dan masalah pembunuhan.
Adapun dasar mengenai kifarat ini adalah firman Allah SWT:

Ÿw ãNä.äÏ{#xsムª!$# Èqøó¯=9$$Î/ þÎû öNä3ÏZ»yJ÷ƒr& `Å3»s9ur Nà2äÏ{#xsム$yJÎ/ ãN?¤)tã z`»yJ÷ƒF{$# ( ÿ¼çmè?t»¤ÿs3sù ãP$yèôÛÎ) ÍouŽ|³tã tûüÅ3»|¡tB ô`ÏB ÅÝy÷rr& $tB tbqßJÏèôÜè? öNä3ŠÎ=÷dr& ÷rr& óOßgè?uqó¡Ï. ÷rr& ㍃̍øtrB 7pt6s%u ( `yJsù óO©9 ôÅgs ãP$uÅÁsù ÏpsW»n=rO 5Q$­ƒr& 4 y7Ï9ºsŒ äot»¤ÿx. öNä3ÏY»yJ÷ƒr& #sŒÎ) óOçFøÿn=ym 4 (#þqÝàxÿôm$#ur öNä3oY»yJ÷ƒr& 4 y7Ï9ºxx. ßûÎiüt7ムª!$# öNä3s9 ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷/ä3ª=yès9 tbrãä3ô±n@ ÇÑÒÈ
Artinya:
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi Pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, Maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya). (QS. Al-Maidah : 89)
  
5.      Hukum Orang Yang Meninggalkan Puasa Ramadhan
Orang-orang yang meninggalkan/tidak melaksanakan ibadah puasa dengan sengaja tanpa suatu sebab, maka ia berdosa sebagaimana dosanya meninggalkan ibadah wajib yang lainnya, seperti shalat, zakat, haji dan lain-lain. Karena ibadah puasa Ramadhan adalah salah satu daripada rukun Islam yang ke lima yang hukumnya wajib untuk dilaksanakan.

6.      Hikmah Ibadah Puasa
Banyak nilai lebih atau hikmah yang didapat dari berpuasa, antara lain ialah:
a.       Tumbuhnya nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah SWT.
b.      Tumbuhnya rasa perikemanusiaan dan suka memberi, khususnya terhadap orang-orang yang kurang mampu.
c.       Tabah menghadapi cobaan dan godaan yang membatalkan puasa baik dari setan, manusia maupun dari unsur bendawi.
d.      Tumbuhnya sifat amanah (dapat dipercaya).
e.       Tumbuhnya sikap bersahabat, dan tidak suka bertengkar.
f.       Menanamkan sifat jujur dan disiplin.
g.      Mendidik jiwa agar biasa dan dapat menguasai diri (hawa nafsu), sehingga mudah menjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan.
h.      Meningkatkan rasa syukur atas karunia Allah.
i.        Menjaga kesehatan jasmani dan seterusnya.

B.     PERMASALAHAN, MANFAAT DAN HIKMAH PUASA SUNAH

1.    Macam-Macam Puasa Sunah
a.         Puasa enam hari pada bulan Syawal.
b.         Puasa Hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah).
c.         Puasa Hari ‘Asyura (tanggal 10 Muharram).
d.        Puasa Bulan Sya’ban.
e.         Puasa hari Senin dan Kamis.
f.          Puasa tengah bulan (tanggal 13, 14 dan 15) dari tiap-tiap Bulan Qamariah (Tahun Hijriyah).

2.    Kedudukan Puasa Sunah
Puasa sunah adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ibadah-ibadah lainnya. Ia juga menempati kedudukan yang tinggi di dalam agama Islam, karena dapat meningkatkan ketaqwaan yang lebih tinggi bagi orang-orang yang melaksanakannya.
Puasa sunah juga sebagiannya adalah termasuk syar’u man qablana, yaitu syari’at yang diwariskan oleh nabi-nabi terdahulu.

3.    Manfaat dan Hikmah Puasa Sunah
Manfaat dan hikmah puasa sunah pada prinsipnya sama dengan manfaat dan hikmah puasa Ramadhan. Namun ada hal-hal yang lebih khusus dari hikmah puasa sunah, antara lain:
a.    Puasa sunah akan semakin dapat meningkatkan ketaatan dan kepatuhan kepada Allah SWT.
b.    Orang yang puasa sunah secara konsisten/kontinyu jiwanya akan semakin tawadhu’, selalu rendah hati, tapi derajatnya ditinggikan oleh Allah SWT.
c.    Jiwanya selalu bersih dan mukanya berseri-seri, seperti ada cahaya yang memancar dari dirinya.