A. Masa Soekrates
Perkembangan
filsafat di Yunani amat pesat jalannya dan pada kebijakan minat orang terhadap
filsafat itu. Istilah cinta ke yang kepada kebijaksanaan ini enjadi kata
sehari-hari. Banyak orang yang mengikuti pelajaran dan pidato ahli piker atau
pencinta kebijaksanaan itu. Dengan demikian sulitlah bagi kami untuk memajukan
nama-nama menurut tempat dan waktunya.
Oleh
karena ada minat besar terhadap kenijaksanaan itu banyak orang pula yang
sengaja hendak memberikan kebijaksanaan itu kepada orang lain. Tetapi belum
meningkatkan kesitu, baiklah dimajukan disini, bahwa hingga sekarnag ini usaha
ahli piker memang ditujukan untuk mencari kebenaran. Tidak dikatakan disini
bahwa meraka sungguh sudah mencaoai
kebenaran tetapi itulah tujuannya. Mereka berfilsafat semata-mata demi
kebenara.
Zamannya
disebut zaman sebelum SOKRATES tidak berarti bahwa semua hidup sebelum
SOKRATES, tetapi dalam sejarah disebut demikian, karena mereka dalam
penyelidikannya belulah dipengaruhi oleh SOKRATES.
Masa
Sofisme. Berhubung dengan minat orang terhadap filsafat
timbullah sifat beru. Timbul orang-ornag yang menamai dirinya bijaksana. Sofoi
(bijaksana) artinya mereka sudah memiliki kebijaksanaan, mereka tidak berusaha
mencari kebijaksanaan. Olej kerena itu mereka tak mungkin keliru lagi. Dalam
pembicaraan dan perdebatan haruslah mereka menang. Kepandaian inilah yang
diutamakan dan itu diajarkan dengan mengambil upah. Bukan berpikir dan usaha
mencapai kebenaran yagn mereka hiraukan, melainkan berbicara dan berdebaat.
Aliran ini dalam szejarah disebut ilmu sofoi lebih terkenal : sofisme.
Aliran
ini berupa juga bagi ilmu dan filsaat, karena orang lalu mencari akal untuk
dapat berbicara dengan baik, mengadakan aturan-aturan bagaimana seharusnya
berbicara untuk mencapai kemenangan itu.
Tetapi sebenarnya bukan itu filsafat.
Masa
antropologis. Oleh kerna hingga zaman SOKRATES ini
minat ahli piker terarahkan terutama kepada alam, ada yang menamai masa itu
masa alam atau masa kosmologis. Dengan timbulnya osfos,e pikiran filsuf-filsuf
terarahkan juga kepada manusia dengan kemampuannya berpikir, juga kepada
tingkah-lakunya. Di samna-sini orang mencaba mencari di mana letaknya kebaikan
dan keburuka, jadi mencari norma tingkah laku. Pada umumnya dalam zaman sofisme
ini perhatian orang kepada manusia satu persatu dan norma atau ukuran bagi baik-buruk diletakkan pada
peseorangan. Tidak diakui ada norma yang
umum bagi semua orang : jika sibyek merasa baik, itulah yagn baik, sedangkan
yang dianggapnya jelek. Norma adalah
subyektif. Pada masa ini mulai masa antropologis.
masa
Sokrates ditengah-tengah para bijaksana ada yang bijaksanaan
: ia mencari kebijaksanaan, ia mencari kebenaran pengertian yang sejati. Ahli
piker yang amat besar pengaruhnya dalam dunia filsafat ini ialah SOKRATES. Ia
dilahirkan di atona (46), bapaknya seorang juru-pahat dan ibunya seorang bidan.
Kata orang SOKRATES amat jelek parasnya. Isterinya bernama XANTIPPE amat judes
perangainya. SOKRATES amat cerdas pikirannya dan berpendidikan tinggi : seorang
peramah yang memberikan ajarannya kepada pemuda-pemuda di kotanya dan caranya
ialah dengan beratanya tawab (dialog). Amat banyak muridnya. Ia tak mencari
uang, maka itu ahli-ahli mengajar lainnya tidak suka kepadanya. Ajaran SOKRATES
dijatuhi hukuman ati serta harus minum racun pada tahun 399.
Walaupun
ia mati, ajarannya tak hilang, murid-muridnya yang pandai-pandai mewariskan
ajaran SOKRATES itu kepada dunia.
Masa
Ajarannya. Ajaran SOKRATES dipusatkan kepada
manusia. Ia mencari pengertian yang murni dan sebenarnya : pengertian sejati.
Adapun caranya ialah dengan mengamat-amati yang kongkrit dan bemacam-macam
coraknya dan setelah kemudian hilangi yang berada dan muncul yang sama, maka
timbullah pengertian yang sejati itu. Ia tidak membuat pengertian murni itu,
katanya, tetapi sebagai bidan ia
menolong lahirnya kebenaran dengan mengamat-amati yang kongkrit, sebab
kenenaran (pengertian sejati) ituterkandung pada yang kongkrit itu. Metodos ini
disebutnya sendiri menyeutike (kebidanan). Dari misalnya tingkah laku
yang bermacam-macam yang semuanya harus disebut berani, timbullah pengertian
keberanian’. Begitu pula dari bermacam-macam yang baik timbul pengertian
‘kebaikann’.
Pembentukkan
pengetahuan atau pengertian sejati itu amat penting dan perlu, untuk mencapai
kebajikan. Orang yang tahu benar-benar, demikian SOKRATES, tentulah
berkebijakan pula.
Jadi
filsafat iru dipusatkan oleh SOKRATES
pada manusia dan terutama pada tingkah –lakunya : filsafat tidak lain
dari usaha melalui pengertian (sejati) untuk mencapaikan kebijakan.
Dalam
pada itu ada kesulitannya. Menurut SOKRATES barangsiapa mempunyai pengertian dan pengetahuan yang baik tentulah berlaku
baik. Ia amat mengutamakan pengajaran. Tidak mengutamakan pendidikan.
Dalam
kesadaran kita, kita tahu bahwa tidak tiap-tiap orang yang tahu akan yang baik
itu tentu melakukan yang baik pula. Ada kemungkinan orang melakukan yang buruk,
walaupun ia tahu yang baik. Malahan dalam kesadaran kita pula teranglahada
kesalahan, yaitu jika kita tahu yang baik yang harus kita lakukan, tetapi toh
melakukan sebaliknya.
Sebenarnya
kita taka mat tahu apa yang diajarkan oleh SOKRATES semuanya, karena ia tidak
meninggalkan tulisan-tulisan. Yang kita ketahui ialah yang ditulis oleh
murid-muridnya dan yang dikatakan bahwa itu ajaran SOKRATES. Murid yang
terkenal ialah PLATO , ia memaparkan amat banyak ajaran SOKRATES, tetapi oleh
karena PLATO itu sendiri ahli pikir, mungkin sekali ajaran gurunya itu sudah
diolahnya.
Masa
Sesudah SOKRATES
Kalau
filsafat sebelum sokrates mengarahkan minatnya kepada alam,filsafat sudah
sokrates bukan hanya alam lagi yang di selidiki melainkan juga manusia. Cara
penyelidikan semuanya terpengaruhi
benar oleh SOKRATES. Perhatian dihadapkan kepada yang konkrit yang
bermacan-macam dan beraneka warna. Walaupun filsafat yang timbul di Yunani
bernacam-macam, tetapi semuanya itu terpengaruhi oleh SOKRATES, sehingga sudah
layak, bahwa SOKRATES dianggap batas alam dalam pikiran Yunani. SOKRATES-lah
yang mendorong manusia untuk menyelidiki manusia dalam keaseluruhannya: ia
mulai menghargai nilai unsur-unsur pada manusia yang kelihatannya bertentangan:
rohani dan jasmaninya.
B.
Masa Plato
Plato
dilahirkan pada tahun 472 dari keluarga bangsawan, kemudian mengikuti ajaran
SOKRATES taat. Sepeninggal gurunya banyak buku yang ditulisnya.
Yang terutama ialah: Pembolehan SOKRATES, Georgias, Meno,
Symposion, Politica, Sophistes, Hukum.
Seperti dikatakan di atas tidak terlalu mudah untuk
menyatakan, manakah yang merupakan pendapatnya sendiri, maka dibawah ini kami
ikuti saja yang menjadi perkembangan pikirannyadan biasanya dianggap menjadi
ajaran PLATO. Ia meninggal pada tahun 347.
Karyanya lain dari gurunya PLATO meninggalkan banyak tuklisan, baik yang merupakan
filsafat maupun yang harus dimasukkan kepada golongan kesusastraan. Bahasanya
amat baik dan penuh isi pikiran yang luhur. Tidak selalu amat mudah diikuti.
Dalam Dunia Ideanya ada dua pengetahuan yang bermacam-macam itu, boleh
dikatakan bahwa manusia itu masuk dalam dunia dua, yaitu dunia pengalaman dan
dunia yang tetep yang disebutnya dunia idea. Yang ada di dunia idea itu ialah
idea, sifatnaya: satu dalam macamnya, tetap dari itu tidak berubah-ubah.
Idea-idea itu merupakan satu yang sungguh-sungguh ada: realitas.
Dalam Dunia Bayang-bayang Menurut PLATO dunia pengalaman ini merupakan
bayang-bayang dari dunia idea itu. Misalnya tiap-tiap segitiga yang
bermacam-macam di dunia ini merupakan bayang-bayang dari segitiga yang berupa
idea di dunia sana itu. Permacam-macam di dunia bayang di akui oleh PLATO, tidak sepenuhnya, permacam
tidaklah merupakan realitas yang sebenarnya, yang merupakan realitas sebenarnya
ialah idea.
Dalam Mencapai Idea Menurut PLATO jiwa manusia itu dahulu ada di dunia idea:
ia dikenal akan idea-idea yang setempat dengan dia itu. Setelah ia ada suatu sebab
ada di dunia ini terkumpul badan, maka
bersentuhanlah dia (melalui inderanya) dengan hal-hal di dunia yang merupakan
bayang-bayang dari idea itu. Menurut PLATO mencapai pengertian (idea) di dunia
pengalaman ini tidak lain dari pada ingat.
Etika. Dunia yang sebenarnya itu dunia idea. Idea-idea yang ada
di sana itu realitas yang sebenarnya, yang merupakan contoh dan pawang bagi hal
di dunia ini. Manusia itu asalnya dari dunia idea, maka dari itu tujuannya di
dunia ini tidak terus menerus ada di
dunia bayang-bayang saja, melainkan haruslah ia kembali ke asal mulanya untuk
selama-lamanya memandangi idea-idea itu dengan idea tertinggi ialah idea
‘kebaikan’.
Memang
menurut PLATO orang yang dapt menyelami hal yang beraneka warna sampai kepada
ideanya, jadi orang yang dapat mempunyai idea-idea itulah yang bijaksana. Iyulah
sebabnya menurut PLATO hanya para bijaksana saja yang dapat dan patut menjadi
pengemudi negara.
Demikian
PLATO sungguh-sungguh mencoba mempermainkan pertentangan pendapat-pendapat yang
mendahuluinya. Baik ada yang tetap
tidak di ingkari olehnya seperti HERAKLEITOS, maupun menjadi, pangkal perubahan itupun tidak disangkal semata-mata
seperti PARMENIDES. Oleh PLATO kedua-duanya diterima. Pengertian yang tetap, ada di terima dengan memajukan dunia
idea, yang tetap dan di situ idea-idea itu sungguh-sungguh dan merupakan
realitas. Dunia permacamanpun diterima, akan tetapi hanya merupakan
bayang-bayang.
Kesulitannya
ialah tentang jiwa manusia yang lebih dulu ada di dunia idea itu. Itu sukar
benar di buktikan dengan jalan persamaan dan semacam mitos di katakan adanya jiwa yang mendahului badan itu. Dunia idea
ini sebetulnya merupan kesimpulan yang di ambilnya dari persamaan dalam karya
manusia.
Walaupun penjelasan PLATO harus diakui amat mendalam dan
merupakan sistem, tetapi kesulitannya ada dan sejarah nanti akan membuktikan,
bahwa masih ada sistem lain, kurang puitis barangkali akan tetapiu lebih
realistis dari PLATO.
C.
Masa Aristoteles
ARISTOTELES
dilahirkan di Stagira pada tahun 384. Untuk menyelesaikan pendidikannya
pergilah ia ke Atena dan tinggal di situ selama 20 tahun sebagai murid PLATO.
Sepeninggal PLATO ia mendirikan sekolah di Assus tetapi kemudian terpaksa
meninggalkan kota ini serta kembali ke Atena. Pada tahun 342 ia di panggil oleh
FILIPOS, raja Macedonia untuk mengajar anaknya, yaitu ALEXANDER. Waktu
ALEXANDER pada tahun 336 berangkat ke medan perang, kembalialh ARISTOTELES ke
Atena. Ketika ada huru-hara di Atena sesudah ALEXANDER meninggal ia
meninggalkan Atena karena didakwa sebagai orang yang tak percaya kepada dewa.
Tahun 322 meninggallah ia di Euboea.
Warisan
karya ARISTOTELES amat banyakdan terwariskan kepada kita. Ia bukan saja ahli
filsafat, akan tetapi ahli semua ilmu yang terkenal pada masa itu. Biasanya
karya ARISTOTELES dibagi atas empat golongan:
1.
Logika:
biasanya disebut organon (alat)
membentangkan tentang: pengertian, putusan, syllogismus, bukti dan lain-lain.
2.
Fisika:
tentang alam, langit, bintang dan hewan, jiwa dan lain-lain.
3.
Metafisika:
buku-buku yang terutama tentang filsafat. Pada waktu itu di tempatkan di
belakang buku-buku fisika, kemudian kataq metaphysica berarti filsafat.
Pengetahuan praktis: Ethica Eudemia, Ethica
Nichomachea, kedua-duanya tentang tingkah-laku , Republica Atheniensium (tatanegara Atena), Rhetorica (tentang berceramah dan berpidato) dan Poetica.
No comments:
Post a Comment