Saturday, July 13, 2013

ZAMAN KEEMASAN YUNANI

A.      Masa Soekrates
            Perkembangan filsafat di Yunani amat pesat jalannya dan pada kebijakan minat orang terhadap filsafat itu. Istilah cinta ke yang kepada kebijaksanaan ini enjadi kata sehari-hari. Banyak orang yang mengikuti pelajaran dan pidato ahli piker atau pencinta kebijaksanaan itu. Dengan demikian sulitlah bagi kami untuk memajukan nama-nama menurut tempat dan waktunya.
            Oleh karena ada minat besar terhadap kenijaksanaan itu banyak orang pula yang sengaja hendak memberikan kebijaksanaan itu kepada orang lain. Tetapi belum meningkatkan kesitu, baiklah dimajukan disini, bahwa hingga sekarnag ini usaha ahli piker memang ditujukan untuk mencari kebenaran. Tidak dikatakan disini bahwa meraka sungguh sudah  mencaoai kebenaran tetapi itulah tujuannya. Mereka berfilsafat semata-mata demi kebenara.
            Zamannya disebut zaman sebelum SOKRATES tidak berarti bahwa semua hidup sebelum SOKRATES, tetapi dalam sejarah disebut demikian, karena mereka dalam penyelidikannya belulah dipengaruhi oleh SOKRATES.
Masa Sofisme. Berhubung dengan minat orang terhadap filsafat timbullah sifat beru. Timbul orang-ornag yang menamai dirinya bijaksana. Sofoi (bijaksana) artinya mereka sudah memiliki kebijaksanaan, mereka tidak berusaha mencari kebijaksanaan. Olej kerena itu mereka tak mungkin keliru lagi. Dalam pembicaraan dan perdebatan haruslah mereka menang. Kepandaian inilah yang diutamakan dan itu diajarkan dengan mengambil upah. Bukan berpikir dan usaha mencapai kebenaran yagn mereka hiraukan, melainkan berbicara dan berdebaat. Aliran ini dalam szejarah disebut ilmu sofoi lebih terkenal : sofisme.
            Aliran ini berupa juga bagi ilmu dan filsaat, karena orang lalu mencari akal untuk dapat berbicara dengan baik, mengadakan aturan-aturan bagaimana seharusnya berbicara untuk  mencapai kemenangan itu. Tetapi sebenarnya bukan itu filsafat.
Masa antropologis. Oleh kerna hingga zaman SOKRATES ini minat ahli piker terarahkan terutama kepada alam, ada yang menamai masa itu masa alam atau masa kosmologis. Dengan timbulnya osfos,e pikiran filsuf-filsuf terarahkan juga kepada manusia dengan kemampuannya berpikir, juga kepada tingkah-lakunya. Di samna-sini orang mencaba mencari di mana letaknya kebaikan dan keburuka, jadi mencari norma tingkah laku. Pada umumnya dalam zaman sofisme ini perhatian orang kepada manusia satu persatu dan norma atau  ukuran bagi baik-buruk diletakkan pada peseorangan. Tidak diakui ada  norma yang umum bagi semua orang : jika sibyek merasa baik, itulah yagn baik, sedangkan yang dianggapnya jelek. Norma  adalah subyektif. Pada masa ini mulai masa antropologis.
masa Sokrates ditengah-tengah para bijaksana ada yang bijaksanaan : ia mencari kebijaksanaan, ia mencari kebenaran pengertian yang sejati. Ahli piker yang amat besar pengaruhnya dalam dunia filsafat ini ialah SOKRATES. Ia dilahirkan di atona (46), bapaknya seorang juru-pahat dan ibunya seorang bidan. Kata orang SOKRATES amat jelek parasnya. Isterinya bernama XANTIPPE amat judes perangainya. SOKRATES amat cerdas pikirannya dan berpendidikan tinggi : seorang peramah yang memberikan ajarannya kepada pemuda-pemuda di kotanya dan caranya ialah dengan beratanya tawab (dialog). Amat banyak muridnya. Ia tak mencari uang, maka itu ahli-ahli mengajar lainnya tidak suka kepadanya. Ajaran SOKRATES dijatuhi hukuman ati serta harus minum racun pada tahun 399.
Walaupun ia mati, ajarannya tak hilang, murid-muridnya yang pandai-pandai mewariskan ajaran SOKRATES itu kepada dunia.
Masa Ajarannya. Ajaran SOKRATES dipusatkan kepada manusia. Ia mencari pengertian yang murni dan sebenarnya : pengertian sejati. Adapun caranya ialah dengan mengamat-amati yang kongkrit dan bemacam-macam coraknya dan setelah kemudian hilangi yang berada dan muncul yang sama, maka timbullah pengertian yang sejati itu. Ia tidak membuat pengertian murni itu, katanya,  tetapi sebagai bidan ia menolong lahirnya kebenaran dengan mengamat-amati yang kongkrit, sebab kenenaran (pengertian sejati) ituterkandung pada yang kongkrit itu. Metodos ini disebutnya sendiri menyeutike (kebidanan). Dari misalnya tingkah laku yang bermacam-macam yang semuanya harus disebut berani, timbullah pengertian keberanian’. Begitu pula dari bermacam-macam yang baik timbul pengertian ‘kebaikann’.
Pembentukkan pengetahuan atau pengertian sejati itu amat penting dan perlu, untuk mencapai kebajikan. Orang yang tahu benar-benar, demikian SOKRATES, tentulah berkebijakan pula.
            Jadi filsafat iru dipusatkan oleh SOKRATES  pada manusia dan terutama pada tingkah –lakunya : filsafat tidak lain dari usaha melalui pengertian (sejati) untuk mencapaikan kebijakan.
Dalam pada itu ada kesulitannya. Menurut SOKRATES barangsiapa mempunyai pengertian  dan pengetahuan yang baik tentulah berlaku baik. Ia amat mengutamakan pengajaran. Tidak mengutamakan pendidikan.
            Dalam kesadaran kita, kita tahu bahwa tidak tiap-tiap orang yang tahu akan yang baik itu tentu melakukan yang baik pula. Ada kemungkinan orang melakukan yang buruk, walaupun ia tahu yang baik. Malahan dalam kesadaran kita pula teranglahada kesalahan, yaitu jika kita tahu yang baik yang harus kita lakukan, tetapi toh melakukan sebaliknya.
            Sebenarnya kita taka mat tahu apa yang diajarkan oleh SOKRATES semuanya, karena ia tidak meninggalkan tulisan-tulisan. Yang kita ketahui ialah yang ditulis oleh murid-muridnya dan yang dikatakan bahwa itu ajaran SOKRATES. Murid yang terkenal ialah PLATO , ia memaparkan amat banyak ajaran SOKRATES, tetapi oleh karena PLATO itu sendiri ahli pikir, mungkin sekali ajaran gurunya itu sudah diolahnya.

Masa Sesudah SOKRATES
            Kalau filsafat sebelum sokrates mengarahkan minatnya kepada alam,filsafat sudah sokrates bukan hanya alam lagi yang di selidiki melainkan juga manusia. Cara penyelidikan semuanya terpengaruhi benar oleh SOKRATES. Perhatian dihadapkan kepada yang konkrit yang bermacan-macam dan beraneka warna. Walaupun filsafat yang timbul di Yunani bernacam-macam, tetapi semuanya itu terpengaruhi oleh SOKRATES, sehingga sudah layak, bahwa SOKRATES dianggap batas alam dalam pikiran Yunani. SOKRATES-lah yang mendorong manusia untuk menyelidiki manusia dalam keaseluruhannya: ia mulai menghargai nilai unsur-unsur pada manusia yang kelihatannya bertentangan: rohani dan jasmaninya.

B.       Masa Plato
            Plato dilahirkan pada tahun 472 dari keluarga bangsawan, kemudian mengikuti ajaran SOKRATES taat. Sepeninggal gurunya banyak buku yang ditulisnya.
Yang terutama ialah: Pembolehan SOKRATES, Georgias, Meno, Symposion, Politica, Sophistes, Hukum.
Seperti dikatakan di atas tidak terlalu mudah untuk menyatakan, manakah yang merupakan pendapatnya sendiri, maka dibawah ini kami ikuti saja yang menjadi perkembangan pikirannyadan biasanya dianggap menjadi ajaran PLATO. Ia meninggal pada tahun 347.
Karyanya  lain dari gurunya PLATO meninggalkan banyak tuklisan, baik yang merupakan filsafat maupun yang harus dimasukkan kepada golongan kesusastraan. Bahasanya amat baik dan penuh isi pikiran yang luhur. Tidak selalu amat mudah diikuti.
Dalam Dunia Ideanya ada dua pengetahuan yang bermacam-macam itu, boleh dikatakan bahwa manusia itu masuk dalam dunia dua, yaitu dunia pengalaman dan dunia yang tetep yang disebutnya dunia idea. Yang ada di dunia idea itu ialah idea, sifatnaya: satu dalam macamnya, tetap dari itu tidak berubah-ubah. Idea-idea itu merupakan satu yang sungguh-sungguh ada: realitas.
Dalam Dunia Bayang-bayang Menurut PLATO dunia pengalaman ini merupakan bayang-bayang dari dunia idea itu. Misalnya tiap-tiap segitiga yang bermacam-macam di dunia ini merupakan bayang-bayang dari segitiga yang berupa idea di dunia sana itu. Permacam-macam di dunia bayang  di akui oleh PLATO, tidak sepenuhnya, permacam tidaklah merupakan realitas yang sebenarnya, yang merupakan realitas sebenarnya ialah idea.
Dalam Mencapai Idea Menurut PLATO jiwa manusia itu dahulu ada di dunia idea: ia dikenal akan idea-idea yang setempat dengan dia itu. Setelah ia ada suatu sebab ada di  dunia ini terkumpul badan, maka bersentuhanlah dia (melalui inderanya) dengan hal-hal di dunia yang merupakan bayang-bayang dari idea itu. Menurut PLATO mencapai pengertian (idea) di dunia pengalaman ini tidak lain dari pada ingat.
Etika. Dunia yang sebenarnya itu dunia idea. Idea-idea yang ada di sana itu realitas yang sebenarnya, yang merupakan contoh dan pawang bagi hal di dunia ini. Manusia itu asalnya dari dunia idea, maka dari itu tujuannya di dunia ini tidak terus menerus  ada di dunia bayang-bayang saja, melainkan haruslah ia kembali ke asal mulanya untuk selama-lamanya memandangi idea-idea itu dengan idea tertinggi ialah idea ‘kebaikan’.
            Memang menurut PLATO orang yang dapt menyelami hal yang beraneka warna sampai kepada ideanya, jadi orang yang dapat mempunyai idea-idea itulah yang bijaksana. Iyulah sebabnya menurut PLATO hanya para bijaksana saja yang dapat dan patut menjadi pengemudi negara.
            Demikian PLATO sungguh-sungguh mencoba mempermainkan pertentangan pendapat-pendapat yang mendahuluinya. Baik ada yang tetap tidak di ingkari olehnya seperti HERAKLEITOS, maupun menjadi, pangkal perubahan itupun tidak disangkal semata-mata seperti PARMENIDES. Oleh PLATO kedua-duanya diterima. Pengertian yang tetap, ada di terima dengan memajukan dunia idea, yang tetap dan di situ idea-idea itu sungguh-sungguh dan merupakan realitas. Dunia permacamanpun diterima, akan tetapi hanya merupakan bayang-bayang.
            Kesulitannya ialah tentang jiwa manusia yang lebih dulu ada di dunia idea itu. Itu sukar benar di buktikan dengan jalan persamaan dan semacam mitos di katakan adanya jiwa yang mendahului badan itu. Dunia idea ini sebetulnya merupan kesimpulan yang di ambilnya dari persamaan dalam karya manusia.
Walaupun penjelasan PLATO harus diakui amat mendalam dan merupakan sistem, tetapi kesulitannya ada dan sejarah nanti akan membuktikan, bahwa masih ada sistem lain, kurang puitis barangkali akan tetapiu lebih realistis dari PLATO.

C.      Masa Aristoteles
            ARISTOTELES dilahirkan di Stagira pada tahun 384. Untuk menyelesaikan pendidikannya pergilah ia ke Atena dan tinggal di situ selama 20 tahun sebagai murid PLATO. Sepeninggal PLATO ia mendirikan sekolah di Assus tetapi kemudian terpaksa meninggalkan kota ini serta kembali ke Atena. Pada tahun 342 ia di panggil oleh FILIPOS, raja Macedonia untuk mengajar anaknya, yaitu ALEXANDER. Waktu ALEXANDER pada tahun 336 berangkat ke medan perang, kembalialh ARISTOTELES ke Atena. Ketika ada huru-hara di Atena sesudah ALEXANDER meninggal ia meninggalkan Atena karena didakwa sebagai orang yang tak percaya kepada dewa. Tahun 322 meninggallah ia di Euboea.
            Warisan karya ARISTOTELES amat banyakdan terwariskan kepada kita. Ia bukan saja ahli filsafat, akan tetapi ahli semua ilmu yang terkenal pada masa itu. Biasanya karya ARISTOTELES dibagi atas empat golongan:
1.      Logika: biasanya disebut organon (alat) membentangkan tentang: pengertian, putusan, syllogismus, bukti dan lain-lain.
2.      Fisika: tentang alam, langit, bintang dan hewan, jiwa dan lain-lain.
3.      Metafisika: buku-buku yang terutama tentang filsafat. Pada waktu itu di tempatkan di belakang buku-buku fisika, kemudian kataq metaphysica berarti filsafat.
Pengetahuan praktis: Ethica Eudemia, Ethica Nichomachea, kedua-duanya tentang tingkah-laku , Republica Atheniensium (tatanegara Atena), Rhetorica (tentang berceramah dan berpidato) dan Poetica

No comments:

Post a Comment