Pendidikan
merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia
dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh
instingnya. Sedangkan manusia, hidup menggunakan akal pikiran yang dimilikinya
dalam setiap berprilaku. Pada hakikatnya pendidikan adalah suatu usaha manusia
untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, yang didapat dari lembaga formal maupun
non formal.
Pada
dasarnya hakikat pendidikan sangatlah luas. Hakikat pendidikan bukanlah hanya
sekedar pengertian serta definisi pendidikan semata. Didalam hakekat pendidikan
banyak hal menarik untuk dipelajari contohnya saja seperti objek ilmu
pendidikan dan macam-macam ilmu pendidikan. Hal-hal menarik inilah yang
mendorong kami untuk mempelajari lebih dalam mengenai hakikat pendidikan diluar
dari tugas yang telah ditentukan.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Pendidikan
Makna
pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.
Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat,
didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah
sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Sekedar
memperjelas pengertiannya, berikut ini kita kutipbeberapa definisi :
1.
Menurut Carter Education berarti :
- Proses
perkembangan pribadi
- Proses
sosial
- Profesional
cources
- Seni
untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang tersusun yang
diwarisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.
2.
Menurut buku “HigherEducation for American Democracy”
Education
is an institution of civilized society, but thepurposes of education are not
the same in all societies. An educational system finds its the guiding
principles and ultimate goals in the aims and philosophy of the social order in
wich it functions (11 : 5).
Pendidikan
ialah satu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab, tetapi tujuan
pendidikan tidaklah sama dalam setiap masyarakat. Sistem pendidikan suatu
masyarakat (bangsa) dan tujuan-tujuan pendidikannya didasarkan atas
prinsip-prinsip (nilai-nilai), cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu
masyarakat (bangsa).
Dari
uraian di atas dapat kita kemukakan kesimpulan sebagai berikut :
- Pendidikan
adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya
dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir,
karsa, rasa, cipta, dan budinurani) dan jasmani (pancaindra serta
ketrampilan-ketrampilan).
- Pendidikan
berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan)
pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini
meliputi : keluarga, sekolah dan masyarakat (negara).
- Pendidikan
merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia
dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan
dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai
satu kesatuan.
2,
Konsep Mendidik, Mengajar dan Belajar
Terdapat
perbedaan mendasar antara mendidik dan mengajar, beberapa orang mungkin
terjebak antara definisi mendidik dengan mengajar. Padahal, terdapat perbedaan
yang mendasar antara keduanya. Mengajar merupakan kegiatan teknis keseharian
seorang guru. Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis. Hasilnya
juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat
verbalistis. Tidak seluruh pendidikan adalah pembelajaran, sebaliknya tidak
semua pembelajaran adalah pendidikan. Perbedaan antara mendidik dan mengajar
sangat tipis, secara sederhana dapat dikatakan mengajar yang baik adalah
mendidik. Dengan kata lain mendidik dapat menggunakan proses mengajar sebagai
sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan.
Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau jangka
panjang. Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara
instan. Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan
olah karsa yang bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik.
Mengajar
yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi
yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan
dan menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai
absolute dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa
bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik bobotnya adalah pembentukan
sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang mengajar bobotnya adalah
penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung
bagi semua manusia pada semua usia. Contoh seorang guru matematika mengajarkan
kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam
segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum
mendidik.
Istilah
mengajar, mendidik dapat dibedakan tetapi sulit untuk dipisahkan. Mengajar
lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan tertentu, sedangkan mendidik lebih
ditekankan pada pembentukan manusianya (penanaman sikap dan nilai-nilai).
Belajar adalah usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotorik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3.
Pengertian Batas Awal dan Batas Akhir Proses
Batas
kemungkinan dididik ditentukan oleh keterbatasan potensi bawaan yang disebabkan
oleh cacat rohani jasmani yang berat. Menurut Langeveld, batas bawah (awal)
atau saat siap memperoleh pendidikan ialah pada saat anak sudah sanggup
menerima dan mengakui kewibawaan pendidik. Tampak pada usia 3,5 tahun dan jelas
kelihatan pada usia 5 tahun. Saat anak didik sanggup menerima dan mengakui
kewibawaan pendidik dengan ikhlas dan kesadaran sendiri yang menandakan dimulainya
pendidikan sebenarnya, karena anak didik benar – benar sadar bahwa apa yang
diajarkan dan dilakukan pendidikan adalah semata – mata untuk kepentingan
dirinya. Menurut Langeveld, masa sebelumnya merupakan masa pendidikan
pendahuluan dimana anak hanya menuruti, meniru orang tua dalam tingkah laku
tertentu, dan tidak langsung dikaitkan dengan tujuan pembendtukan pribadi
dewasa susila. Selanjutnya dikatakan oleh Langelveld, bahwa seseorang telah
menyelesaikan pendidikannya bilamana telah mencapai pribadi dewasa susila.
Sejak
bayi sampai terbentuknya pribadi susila anak didik tetap mendapat bantuan dan
bimbingan dari pendidik, dan setelah menyelesaikan pendidikannya tak ada lagi
ikatan antara pendidik dan anak didik. Anak didik itu sendiri akan terus menyempurnakan
hidupnya namun pad saat – saat tertentu dapat saja memperoleh pendidikan untuk
menyempurnakan kepribadiannya. Oleh karena itu pendidikan bisa berlangsung
seumur hidup.
4.
Pendidikan Sepanjang Hayat
Life
long education cenderung melihat pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam
masyarakat untuk mencapai perwujudan manusia secara penuh yang berjalan
terus-menerus seolah-olah tidak ada batasannya sampai meninggal. Ini berarti
bahwa pendidikan itu tidak hanya penting bagi anak-anak (yang biasa dianggap
belum siap kehidupan sosialnya dan melakukan peranan masyarakat dewasa), tetapi
juga penting untuk orang dewasa maupun orangtua dalam rangka pencapaian
perkemmbangan manusia yang penuh.
Bahwa
manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin mencapai suatu
kehidupan yang optimal. Selama manusia barusaha untuk meningkatkan
kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan,
kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka selama
itulah pendidikan masih berjalan terus.
“Menuntut ilmu adalah kewajiban
setiap muslim dan muslimat. Tuntutlah ilmu sejak buaian sampai lubang kubur.
Tiada amalan umat yang lebih utama daripada belajar”.
5.
Pendidikan sebagai Suatu Ilmu
Pendidikan
merupkan salah satu faktor penting yang dapat digunakan merealisasi bakat-bakat
yang dibawa manusia sejak lahir (talenta, teori konvergensi), sehinga manusia
mempunyai keterampilan yang dapat digunakan untuk menghidupi dirinya (profesi).
Bila semua masyarakat mempunyai ketrampilan yang berguna, dapat diharapkan akan
muncul masyarakat yang dinamis, efektif dan produktif.sasaran terakhir dari
masyarakat yang seperti itu adalah pencapaian cita-cita bangsa sesuai isi
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 ayat 1 yaitu “...memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kesejahteraan
individu-individu melalui penghasilan yang diperolehnya, sedang penghasilan
dapat dicapai bila manusia memiliki ketrampilan dari hasil pendidikannya.
Ilmu
ialah : - pengetahuan yang telah diuji kebenarannya
-
Membahas tentang hal-hal yang dapat diamati (observabel)
6.
Obyek Ilmu Pendidikan
•
Anak Didik
•
Pendidik
•
Materi Pendidikan
•
Metodelogi Pendidikan
•
Evaluasi Pengajaran
•
Alat-alat Pendidikan
•
Lingkungan Sekitar
•
Tujuan Pendidikan
7.
Macam – Macam Ilmu Pendidikan
- Normatif,
memiliki ciri – ciri dasar/aturan yang mendukung aturan – aturan dasar
yang sudah baku. Contoh : melestarikan budaya bangsa melalui pembinaan
budaya – budaya daerah yang bersifat positif.
- Deskriptif
: menggambarkan seluruh peristiwa belajar dengan tepat/tidak dimanipulasi
dari mulai siapa siswa, apa yang telah diajarkan sampai nilai yang
diberikan harus betul – betul menggambarkan perolehan hasil belajar anak.
- Teoritis,
mengkaji bidang keilmuannya secara luas (profesional) sampai hal – hal
yang sekecil – kecilnya (atomistik).
- Praktis/terapan,
teori – teori yang dikaji digunakan untuk melancarkan proses pendidikan.
8.
Hubungan Antara Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis
Pada
dasarnya, semua ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Ilmu Murni : Ilmu yang membahas/mendalami ilmu itu sendiri. Dalam pendidikan
ilmu murni akan tampak dari adanya usaha membahas teori – teori pendidikan
secara dalam (sampai tingkat elementer-atomistik)
b.
Ilmu Terapan : Ialah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan
(sebagai alat yang memudahkan kehidupan). Dalam kegiatan proses pendidikan
menggunakan bantuan teori dan pendidikan dalam mengatasi masalah – masalah anak
didik tidak terkecuali pendidikan memerlukan ilmu murni lain seperti :
psokologi, matematika, biologi, untuk proses pendidikan. Jadi dapat dikatakan
bahwa ilmu pendidikan tidak dapat berdiri sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
- Tim
Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar – Dasar Pendidikan, Surabaya, Usana
Offset.
- Dra.
Sri Martini Meilani, M.Pd. Penagntar Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Jakarta, 2011
No comments:
Post a Comment