Istilah adult berasal dari kata
kerja Latin, seperti juga istilah adolescene - adolescere yang berarti “tumbuh
menjadi kedewasaan.” Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat
bersama dengan orang dewasa lainnya.
Pada sebagian besar kebudayaan kuno,
status ini tercapai apabila pertumbuhan pubertas sudah selesai atau hampir
selesai dan apabila organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi.
Belum lama ini, dalam kebudayaan Amerika seorang anak belum resmi dianggap
dewasa kalau ia belum mencapai umur 21 tahun. Sekarang, umur 18 tahun merupakan
umur dimana seseorang dianggap dewasa secara syah. Dengan meningkatnya lamanya
hidup atau panjangnya usia rata-rata orang maka masa dewasa sekarang mencakup
waktu yang paling lama dalam rentang hidup.
A. CIRI-CIRI MASA DEWASA
Masa dewasa ini merupakan periode
penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial
baru. Orang dewasa muda diharapkan memainkan peran baru, seperti peran
suami/istri, orang tua, dan pencari nafkah, dan mengembangkan sikap-sikap baru,
keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru ini.
Penyesuaian diri ini menjadikan periode ini suatu periode khusus dan sulit dari
rentang hidup seseorang.
Dibawah ini di uraikan secara
ringkas ciri-ciri yang menonjol dalam tahun-tahun masa dewasa.
1.
Masa Dewasa sebagai
“Masa Pengaturan”
Telah dikatakan bahwa
masa anak-anak dan masa remaja merupakan periode “pertumbuhan” dan masa dewasa
merupakan masa “pengaturan” (settle down). Pada generasi-generasi terdahulu berada
pandangan bahwa jiika anak laki-laki dan wanita mencapai usia dewasa secara
syah, hari-hari kebebasan mereka telah berakhir dan saatnya telah tiba untuk
menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa. Ini berarti bahwa pria muda mulai
membentuk bidang pekerjaan yang akan ditanganinya sebagai kariernya, sedangkan
wanita muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus
rumah tangga.
Kapan orang muda masa
kini memulai hidup rumah tangga bergantung pada dua faktor. Pertama, cepat
tidaknya mereka mampu menemukan pola hidup yang memenuhi kebutuhan mereka kini
dan pada masa depan. Faktor kedua yang menentukan kemantapan pilihan seseorang
bekerja tenggungjawab yang harus dipikulnya sebelum ia mulai berkarya.
2.
Masa Dewasa sebagai
“Usia Reproduktif”
Orang tua (Parenthood)
merupakan salah satu peran yang paling penting dalamhidup orang dewasa. Orang
yang kawin berperan sebagai orang tua pada waktu saat ia berusia duapuluhan
atau pada awal tigapuluhan; beberapa sudah menjadi kakek/nenek sebelum masa
dewasa ini berakhir.
Orang yang belum
menikah hingga menyelesaikan pendidikan atau telah memulai kehidupankariernya,
tidak akan menjadi orangtua sebelum ia merasa bahwa ia mampu berkeluarga.
Perasaan ini biasanya terjadfi sesudah umurnya sekitar awal tigapuluhan.
Demikian pula, jika wanita ingin berkarier sesudah menikah, ia akan menunda
untuk mempunyai anak sampai usia tiga puluhan. Dengan demikian baginya hanyalah
dasa warsa terakhir dari masa dewasa ini merupakan “usia reproduktif”. Bagi
orang yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada awal masa
dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir masa remaja kemungkina seluruh
masa dewasa ini merupakan masa reproduksi.
3.
Masa Dewasa sebagai
“Masa Bermasalah”
Dalam tahun-tahun awal
masa dewasa banyak masalah baru yang harus dihadapi sesorang. Dengan menurunnya
tingkat usia kedewasaan secara hukum menjadi 18 tahun pada tahun 1970,
anak-anak muda telah dihadapkan pada banyak masalah dan mereka tidak siap untuk
mengatasinya.
Dari awal masa dewasa,
rata-rata orang Amerika zaman sekarang disibukkan dengan masalah-masalah yang
berhubungan dengan penyesuaian diri dalam berbagai aspek utama kehidupan orang
dewasa. Dalam dasawarsa 30 tahun sampai 40 tahun, penyesuaian diri lebih
dipusatkan pada hubungan dalam keluarga, karena umumnya pada usia ini orang
menyadari bahwa sulit untuk memilih pekerjaan lain atau mencoba-coba
mengembangkan suatu kemampuan baru. Oleh karena itu, pada umumnya pria
mengadakan penyesuaian diri terlebih dulu terhadap pekerjaan, dan baru kemudian
memusatkan perhatian pada upaya penyesuaian diri yang berkaitan dengan
masalah-masalah peran sebagai orang tua.
Ada banyak alasan
mengapa penyesuaian diri terhadap masalah-masalah pada masa dewasa begitu
sulit. Tiga di antaranya khususnya bersifat umum sekali. Pertama, sedikit
sekali orang muda yang mempunyai persiapan untuk menghadapi jenis-jenis masalah
yang perlu di atasi sebagai orang dewasa. Kedua, mencoba menguasai dua atau
lebih ketrampilan serempak biasanya menyebabkan kedua-duanya kurang berhasil.
Ketiga, dan mungkin yang paling berat dari semuanya, orang-orang muda itu tidak
memperoleh bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah mereka;
tidak seperti sewaktu mereka tidak dianggap belum dewasa.
4.
Masa Dewasa sebagai
“Masa Ketegangan Emosional”
Sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan, kebanyakan
orang muda telah mampu memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik
sehingga menjadi stabil dan tenang secara emosional.
Apabila ketegangan
emosi terus berlanjut sampai usia tigapuluhan, hal itu umunya nampak dalam
bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orang-orang muda itu tergantung dari
masalah-masalah penyesuaiandiri yang harus dihadapi saat itu dan berhasil
tidaknya mereka dalam upaya penyelesaian itu.
5.
Masa Dewasa sebagai
“Masa Keterasingan Sosial”
Dengan berakhirnya
pendidikan formal dan terjuunnya seseorang kedalam pola kehidupan dewasa, yaitu
kerier, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok
sebaya masa remaja menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatab
dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya,
untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan
mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “krisis
keterasingan”.
Keterasingan
diintensifkan denagn adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam
karier – dengan demikian keramahtamhan masa remaja di ganti dengan persaingan
dalam masyarakat dewasa – dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar
tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan
waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan
yang akrab. Akibatnya, mereka menjadi agosentis dan ini tentunya menambah
kesepian mereka.
6.
Masa Dewasa sebagai
“Masa Komitmen”
Seorang pelajar yang
sepenuhnya tergantung pada orangtua menjadi orang dewasa mandiri, maka mereka
menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru dan membuat
komitmen-komitmen baru, meskipun pola-pola hidup, tanggungjawab dan
komitmen-komitmen baru ini mungkin akan berubah juga, pola-pola ini menjadi
landasan yang akan membentuk pola hidup, tanggungjawab dan komitmen-komitmen di
kemudian hari.
7.
Masa Dewasa sebagai
“Masa Perubahan Nilai”
Ada beberapa alasan
yang menyebabbkan perubahan nilai pada masa dewasa dini, Pertama jika orang
muda dewasa ingin diterima oleh anggota-anggota kelompok orang dewasa, mereka
harus menerima nilai-nilai kelompok ini, seperti juga sewaktu kanak-kanak dan
remaja mereka harus menerima nilai-nilai kelompok teman sebaya.
Kedua, orang-orang muda
itu segera menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai
konvesional dalam hal keyakinan-keyakinan dan perilaku seperti juga halnya
dalam hal penampilan.
Ketiga, orang-orang
yang muda menjadi bapak – ibu tidak hanya cenderung mengubah nilai-nilai mereka
lebih cepat daripada mereka yang tida kawin atau tidak punya anak, tetapi
mereka juga bergeser kepada nilai-nilai yang lebih koservatif dan lebih
tradisional.
8.
Masa Dewasa sebagai
“Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup Baru”
Dalam masa dewasa ini
gaya-gaya hidup baru paling menonjol di bidang perkawinan dan peran orangtua.
Sebagai pengganti masa perkenalan muda-mudi gaya tradisional, banyak orang muda
zaman sekarang menganggap hubungan seks sebelum perkawinan sebagai suatu
bagianmasa perkenalan yang dapat di terima. Khususnya mereka yang kuliah di
akademi dan perguruan tinggi sehingga hal itu juga telah dianggap sebagai
bagian poola masa pacaran masa kini.
Menyesuaikan diri pada
suatu gaya hidup yang baru memang selalu sulit, terlebih-lebih bagi kaum muda
zaman sekarang karena persiapan yang mereka terima sewaktu masih anak-anak dan
dimasa remaja biasanya tidak berkaitan atau bahkan tidak cocok dengan gaya-gaya
hidup baru ini, sebagai contoh: orang-orang muda masa kini jarang sekali
dipersiapkan agar mampu memikul tanggungjawab sebagai orangtua tunggal atau tugas
ganda sebagai orangtua dan pencari nafkah di luar rumah.
9.
Masa Dewasa sebagai
“Masa Kreatif”
Bentuk kreatifitas yang
akan terlihat sesudah ia dewasa akan tergantung pada minat dan
kemampuanindividual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan-kegiatan
yang memberikan kepuasan sebesar-sebesarnya. Ada yang menyalurkan
kreatifitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang
memungkinkan ekspresikreativitas.
Sewaktu remaja,
perempuan lebih banyak diberikan kesempatan untuk berkreasi dari pada anak
laki-laki, karena kreativitas itu dari segi kepantasan seks di anggap lebih
pantas untuk wanita dari pada untuk pria. Oleh karena itu, sebagai wanita muda
mereka cenderung lebih kreatif daripada laki-laki dalam hal apapunyang mereka
lakukan, baik dalam pakian mereka, pengaturan rumah, atau hobi mereka. Meskipun
demikian, kesempatan ini banyak terhalang karena tugas-tugas rumah tangga dan
pengasuhan anak. Oleh sebab itu, waktu mereka sudah setengah baya, prestasi
kreativitas mereka kurang berkembang dibandinhykan dengan prestasi pria yang
pada awal masa dewasa kurangkreatif dari wanita.
B. PERUBAHAN
MINAT PADA MASA DEWASA
Kondisi-kondisi
yang mempengaruhi perubahan minat pada masa dewasa:
a. Perbuhan dalam kondisi kesehatan
Menjelang
usia setengah baya, umumnya orang merasa bahwa kekuatan dan daya tahannya tidak lagi seperti semula. Oleh sebab itu
mereka bergeser pada minat-minat yang tidak begitu memerlukan kekuatan dan daya
tahan, terurama dalam rekreasi mereka.
b. Perubahan dalam
status ekonomi
Apabila
status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup
hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status
ekonomi mengalami kemunduran maka orang cenderung mempersempit minat mereka.
c. Perubahan dalam pola kehidupan
Orang
muda harus meninjau kembali minat-minat lama mereka dari segi waktu, tenaga,
dana dan persahabatan mereka untuk mengetahui apakah hal-hal ini sesuai dengan
pola-pola kehidupan mereka yang baru atau apakah hal-hal itu masih memebrikan
kepuasan seperti dulu.
d. Perubahan dalam nilai
Nilai-nilai
baru yang diperoleh seseorang mempengaruhi minat yang sudah ada atau dapat
menunmbuhkan minat baru.
e. Perubahan peran seks
Pola
kehidupan wanita dewasa sangat berbeda dengan pola kehidupan pria dewasaoleh
sebab itu perubahan minat berdasarkan seks menjadi semakin besar di bandingkan
pada masa remaja.
f. Perubahan dari ststus belum menikah ke status menikah
Karena
pola kehidupan yang berbeda, orang-orang yang tidak menikah mempunyai minat
yang berbeda dari mereka yang menikah yang sama usianya.
g. Menjadi orang tua
Pada
waktu orang-orang muda itu menjadi orang tua, mereka umumnya tidak mempunyai
waktu, uang atau tenaga untuk melanjutkan minat mereka. Minat mereka berubah.
Orientasi pada kehidupan keluarga menggantikan orientasi pada diri sendiri.
h. Perubahan kesenangan
Apa
yang disenangi dan tidak disenangi sangat mempengaruhi minat seseorang dan akan
menjadi lebih kuat dengan bertambahnya usia dan ini menyebabkan minat yang
mantap setelah ia dewasa.
i.
Perubahan dalam
tekanan-tekana budaya dan lingkungan
Pada
tiap tahapan umum, minst seseorang di pengaruhi oleh tekanan-tekana dari
kelompok sosialnya. Jika nilai-nilai kelompok sosial berubah, minat juga akan
berubah.
Minat Ada 2:
1.
Minat pribadi
Minat
pribadi selalu menyangkut seseorang tertentu. Minat pribadi yang kuat pada masa
remaja masih terbawa sampai pada masa dewasa. Minat pribadi yang kuat dapat
menyebabkan seseorang bersifat egosentris. Namun dengan bertambahnya tugas dan
tanggungjawab di tempat kerja, dirumah atau pada masa orang tua, minat
egosentris biasanya sedikit demi sedikit berkurang dan minat ssosial mulai
berkembang.
Cntoh-contoh
minat pribadi:
a. Penampilan
Ketika orang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita
dewasa telah belajar untuk menerima perubahan-perubahan fisik dan telah tahu
pula memanfaatkannya.
b. Pakaian dan perhiasan
Perhatian terhadap pakaian dan perhiasan tetap
berperan kuat dalam masa dewasa ini. Orang mengetahui bahwa penampilan itu
penting bagi keberhasilannya di semua bidang kehidupan, sehingga orang sering
menghabiskan banyak waktu dan uang untuk pakaian dan perhiasan.
Peran pakaian pada masa dewasa ialah:
·
meningkatkan Penampilan
Orang-orang
muda memilih pakaian yang menonjolkan segi-segi positif dan menutupi segi
negatifnya. Ketika tanda-tanda ketuaan mulai tampak, mereka memilih pakaian
yang membuatnya tampak lebih muda dari usia sebenarnya.
·
Indikasi Status Sosial
Orang
dewasa muda, terutama mereka yang banyak bergaul dalam lingkungan kerja maupun
lingkungan social, memakai pakaian sebagai symbol status yang
mengidentifikasikannya dengan suatu kelompok social tertentu.
·
Individualitas
Meskipun
pakaian di maksudkan untuk menggolongkan seseorang dalam suatu kelompok social
tertentu, orang juga berupaya agar pakaiannya tetap menunjukkan identitasnya
sebagai individu agar diperhatikan dan dikagumi oleh anggota-anggota
kelompoknya.
·
Prestasi Sosio-ekonomi
Pakaian
dapat menunjukkan keberhasilan ekonomi seseorang secara cepat dan subtil.
Pakaian yang mahal, persediaan pakaian yang berlimpah, pakaian yang dirangcang
oleh desainer-desainer atau produk pabrik yang terkenal menunjukkan bahwa
pemakai memiliki banyak uang untuk membeli pakaian-pkaian mewah.
·
Meningkatkan Daya Tarik
Orang
yang memiliki tubuh yang kurang seksi biasanya memilih pakaian untuk
meningkatkan daya tariknya.
c. Simbol kedewasaan
Orang dewasa muda
biasanya berusaha menunjukkan kepada orang tuanya dan orang-orang dewasa
lainnya bahwa dirinya bukan remaja lagi tetapi sudah sepenuhnya dewasa dengan
hak-hak, keistimewaannya, serta tanggungjawab yang menyertainya.
d. Simbol status
Symbol status adalah tanda-tanda tertentu yang
membedakan seseorang dengan orang lain. Bentuknya dapat bermacam-macam, tetapi
bagi orang dewasa symbol status ini umumnya berbentuk mobil, rumah dalam
lingkungan bergengsi, keanggotaan klub, dan harta benda lainnya yang mewah.
e.
Uang
Orang-orang
muda lebih tertarik pada uang karena dapat memenuhi kebutuhan saat ini,
daripada fungsi uang untuk hari depan. Orang beranggapan bahwa apabila ia dapat
memiliki atau mengerjakan hal-hal yang dimiliki atau dikerjakan oleh
orang-orang muda lainnya dari kelompok pilihannya, maka pemilikan atau
kegiatan-kegiatan itu akan mempercepat penerimaan dalam kalangan itu serta
memantapkan kedudukannya.
f.
Agama
Biasanya,
sesudah orang menjadi dewasa ia telah dapat mengatasi keragu-raguan dibidang
kepercayaan atau agamanya, yang mengganggunya pada waktu ia masih remaja.
Apabila
seseorang sudah berkeluarga, umumnya ia kembali pada agama, atau
setidak-tidaknya ia tampak menaruh cukup perhatian. Banyak faktor yang ikut
menentukan kuat tidaknya rasa keagamaan orang-orang muda dan perwujudan minat
pada agama ini.
Faktor
yang yang mempengaruhi minat keagamaan pada dewasa ini
·
Seks
Wanita cenderung lebih
berminat pada agama daripada pria dan juga lebih banyak terlibat aktif dalam
ibadat dan kegiatan-kegiatan kelompok agama.
·
Kelas Sosial
Golongan kelas menengah
sebagai kelompok, lebih tertarik agama dibandingkan dengan golongan kelas yang
lebih tinggi atau yang lebih rendah, orang lebih banyak ambilbagian dalam
kegiatan gereja, misalnya, dan banyak yang duduk dalam kepengurusan organisasi
keagamaan.
·
Lokasi Tempat
Tinggal
Orang-orang
dewasa yang tinggal di pedesaan dan di pinggir kota
menunjukkan minat yang lebih besar pada agama dari pada orang yang tinggaldi kota.
·
Latar Belakang
Keluarga
Orang-orang dewasa yang
di besarkan dalam keluarga yang erat beragama dan menjadi anggota suatu gereja
cenderung lebih tertarik pada agama dari pada orang-orang yang di besarkan
dalam keluarga yang jurang peduli pada agama.
·
Minat Religius
Teman-teman
·
Orang dewasa
dini lebih memperhatikan hal-hal keagamaan jika tetangga-tetangga dan
teman-temannya aktif dalam organisasi-organisasi keagamaan dari pada apabila
teman-temannya yang kurang peduli.
·
Pasangan dari
Iman yang Berbeda
Pasangan
yang berbeda agama cenderung kurang aktif dalam urusan agama dari pada suami
istri yang menganut agama yang sama.
·
Kecemasan Akan
Kematian
Orang-orang
dewasa yang cemas akan kematian atau mereka yang sangat memikirkan hal kematian
cenderung lebih memperhatikan agama dari pada orang yang bersikap realistic.
·
Pola Kepribadian
Semakin
otoriter pola kepribadian seseorang, semakin banyakperhatiannya pada agama per
se dan semakin kaku sikapnya terhadap agama-agama lainnya. Sebaliknya, orang
yang memiliki pribadi yang berpandangan seimbang lebih luwes terhadap
agama-agama lain dan biasanya lebih aktif dalam kegiatan agamanya.
Faktor-faktor yang memperngaruhi rekreasi orang dewasa:
·
Kesehatan
Orang-orang
muda yang sehat dapat mengikuti bentuk rekreasi yang lebih luas serta fisik
lebih melelahkan dari pada mereka yang fisiknya lemah. Namun orang-orang yang
sehatpun mengurangi bentuk-bentuk rekreasi yang melelahkan apabila mereka sudah
setengah baya dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan hiburan dan
bentuk-bentuk rekreasi yang tidak begitu menguras tenaga.
·
Waktu
Meskipun waktu kerja
perminggu sudah di perpendek, orang-orang muda tetap kurang waktu untuk
rekreasi di bandingkan dengan sewaktu masih remaja dulu.
·
Status
Perkawinan
Orang-orang muda yang
belum menikah umumnya tidak saja memiliki lebih banyak waktu dan uang untuk
berrekreasi dari pada mereka yang sudah berkeluarga tetapi selain itu banyak
bentuk kegiatan tersebut yang di laksanakan di luar rumah.
·
Status
Sosio-Ekonomi
Orang-orang muda dari
golongan menengah mempunyai lebih banyak waktu untuk rekreasi serta dapat
mengikuti lebih banyak bentuk rekreasi, lebih banyak menghabiskan waktu luang
sebagai penonton, dan sebagian dari kegiatan rekreasi kegiatan ini berhubungan
dengan pekerjaan misalnya membaca.
·
Jenis Kelamin
Lepas dari soal apakah
mereka itu sudah berkeluarga atau belum, bentuk rekreasi orang muda akan
berubah secara drastis apabila ia sudah dewasa. Sebagian besar rekreasi wanita
yang sudah berkeluarga, terbatas pada bentuk-bentuk rekreasi di rumah.
·
Penerimaan Sosial
Orang-orang yang dewasa
muda yang populer dan yang mempunyai banyak teman di sekolah atau di tempat
kerja mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mengikuti bentuk-bentuk rekreasi
sosial sesudah ia tamat sekolah dari pada orang yang sewaktu bersekolah kurang
populer atau yang bertempat tinggal jauh dari teman-temannya di sekolah.
2.
Minat
Sosial
Masa
dewasa dini sebagaimana di tekankan oleh Erickson, merupakan mata “krisis
keterpencilan.” Dalam masa ini pria dan wanita sering merasa kesepian.
Havighurst telah
menjelaskanbahwa rasa kesepian pada masa dewasa terjadi karena masa ini
merupakan “periode yang relatif kurang terorganisir dalam kehidupan seseorang,
yang menandai transisi dari lingkungan yang terbagi menurut status sosial.”
Menjelang
usia tigapuluhan biasanya orang muda, baik yang sudah menikah maupun yang belum
telah menemukan dirinya dan telah menyesuaikan diri dengan pancaroba itu serta
telah mulai mapan dalam pekerjaan maupun dalam pergaulannya.
Dari sekian banyak
pergeseran di bidang minat dan kegiatan sosial, di bawah ini dicantumkan
pergeseran atau perubahan yang paling sulit dan paling banyak di temui. Suatu
perbandingan terhadap pola-pola minat sosial masa remaja dan dewasa menunjukkan
bahwa terdapat perubahan atau pergeseran yang radikal.
a.
Perubahan dalam
Pergeseran Sosial
Keterlibatan dalam
kegiatan sosial yang di rasakan begitu penting sewaktu remaja karena nilai
prestasinya, terpaksa di kurangi pada masa dewasa ini. Kehidupan mereka umumnya di pusatkan di
rumah dan anggota-anggota keluarga menggantikan peran teman. Karena pola
kehidupan tidak sama bagi semua orang muda, maka volume maupun bentuk peran
serta sosial juga bervariasi.
b.
Perubahan dalam
Persahabatan
Keinginan untuk populer
dan mempunyai banyak teman mulai memudar menjelang akhir masa remaja dan terus
memudar pada awal masa dewasa, terutama pada suami-istri muda dengan kesibukan
mereka yang berorientasi pada tugas dan tanggungjawab keluarga. Mereka yang belum menikah juga lebih selektif
dalam memilih teman di banding dengan anak-anak remaja yang tidak
memilih-memilih teman. Oleh sebab itu orang dewasa tidak banyak temannya,
tetapi hubungan mereka lebih akrab.
c.
Perubahan dalam
Kelompok Sosial
Keakraban antar teman
yang ada pada masa remaja akan berlanjut ke masa dewasa. Orang dewasa muda
umumnya mempunyai kelompok teman akrab atau teman yang dapat di percaya yang
jumlahnya kecil saja. Biasanya mereka itu adalah teman-teman lama, kecuali
kalau keadaan telah berubah begitu banyak sehingga mereka tidak lagi cocok
dengan teman-teman lama.
d.
Perubahan Nilai
Popularitas
Popularitas kurang
penting bagi orang yang mendekati usia madya. Beberapa teman yang cocok lebih
bernilai dari pada kelompok besar yang kurang serasi atau yang kurang akrab.
Apabila mereka tidak di
terima sepenuhnya oleh kelompok pilihan mereka, tetapi melihat peluang untuk
memperbaiki situasi mereka akan berusaha memenuhji norma-norma kelompok, tetapi
apabila hal ini tidak mungkin atau sulit terlaksana, mereka pun tidak mempunyai
motivasi untuk menyesuaikan diri dengan standar kelompok tersebut.
e.
Perubahan dalam Status
Kepemimpinan
Orang-orang dewasa
meraih status kepemimpinan dengan berbagai cara. Ada yang terpilih dilingkungan
kantor, bisnis atau organisasi masyarakat, ada yang di tunjuk. Ada orang
menjadi pemimpin informal di masyarakat karena mereka berpengaruh terhadap
orang-orang lain, mematuhi dan mencoba untuk mengikuti pola perilakunya.
Berbagai studi
kelayakan tentang kepemimpinan menyimpulkan bahwa biasanya, “sekali orang pemimpin,
tetap akan menjadi pemimpin” pengalaman yang di perolah dari status
kepemimpinan di sekolah, gengsi yang berhubungan dengan kepemimpinan, dan rasa
percaya diri menjadikan seorang menjadi seorang pemimpin dan akan mendukungnya
untuk tetap berhasil pada masa dewasa.
C. MOBILITAS SOSIAL PADA MASA DEWASA
Ada dua macam mobilitas yang penting peranannya dalam
kehidupan orang muda, yaitu mobilitas geografis dan sosial. Mobilitas geografis
berarti berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ini lebih sering di lakukan untuk
pekerjaan dari pada alasan sosial.
Mobilitas sosial berarti berpindah dari satu
kelompok ke kelompok sosial yang lain. Ini bisa terjadi secara horisontal,
yaitu berpindah ke kelompok sosial lain pada tingkat yang sama, atau secara
vertikal, yaitu berpindah ke kelompok sosial yang lebih tinggi astau lebih
rendah. Umumnya orang muda ingin bergerak ke atas, hanya sedikit yang puas
berpindah ke jenjang sosial yang sama, apalagi ke jenjang yang lebih rendah.
Faktor-faktor yang
paling penting untuk meningkatkan mobilitas sosial bagi orang-orang muda,yaitu:
·
Tingkat pendidikan yang
tinggi yang menjadi dasar keberhasilan dalam bisnis atau bidanmg profesi, yang
akan membuka jalan bagi individu bersangkutan untuk menjalin hubungan dengan
orang-orang yang statusnya lebih tinggi.
·
Kawin dengan orang yang
statusnya lebih tinggi.
·
Hubungan keluarga yang
membantu sebagai “katrolan” di bidang pekerjaan.
·
Penerimaan dan
penerapan kebiasaan, nilai dan lambang dari suatu kelompok yang berstatus lebih
tinggi.
·
Uang, dari warisan atau
hasil jerih payah sendiri, yang dapat di gunakan untuk membeli rumah yang lebih
bagus di lingkungan yang lebih baik serta harta kekayaan lainnya yang dapat
menyatakan status yang tinggi.
·
Pindah keanggotaan
gereja ke gereja yang lebih tinggi statusnya.
·
Peranserta aktif dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat dari golongan atas.
·
Lulusan perguruan
tinggi yang ternama.
·
Keanggotaan salah satu
atau beberapa perkumpulan ekslusif.
D. PENYESUAIAN PERAN SEKS PADA MASA DEWASA
Penyesuaian pada peran seks pada nasa dewasa benar-benar
sulit. Jauh sebelum msa remaja berakhir, anak laki-laki dan perempuan telah
menyadari pembagian peran seks yang di restui masyarakat, tetapi belum tentu
mereka mau menerimanya sepenuhnya. Banyak gadis remaja ingin berperan sebagai
seorang ibu dan istri yang baik kalau mereka dewasa nanti, tetapi setelah
dewasa mereka tidak mau menjadi istri
atau pun ibu sesuai pengertian tradisional, yaitu tunduk kepada suami,
mengabdikan sebagian waktu mereka untuk tugas kerumahtanggaan, dan hanya
memiliki sedikit minat dan kegiatan luar.
Ada beberapa konsep
peran seks pada dewasa:
a.
Konsep Tradisional
Konsep peran seks
tradisional menekankan suatu pola perilaku tertentu yang tidak memperhitungkan
minat dan kemampuan individual. Peran-peran ini menekankan superioritas
maskulin dan tidak dapat mentolerir setiap sifat yang memberi kesan kewanitaan
atau pekerjaan yang di anggap “pekerjaan wanita.”
·
Pria
Di
luar rumah pria menduduki posisi yang berwewenang dan berprestise dalam
masyarakat dan bisnis, di rumah ia pencari nafkah, pembuat keputusan, penasehat
dan tokoh yang mendisiplin anak-anak, dan model maskulinitas bagi
putera-puterinya.
·
Wanita
Baik
di rumah maupun di luar, peran wanita berorientasi pada orang lain. Maksudnya,
wanita mendapatkan kepuasan lewat pengabdian pada oprang lain. Ia tidak di
harapkan bekerja di luar rumah, kecuali bilamana keadaan finansial memaksanya,
dan apabila ini terjadi ia melakukan pekerjaan di bidang pelayanan seperti
sebagai perawat, guru atau sekretaris.
b.
Konsep Egalitarian
Konsep-konsep
eligatarian (persamaan derajat) menekankan individualitas dan persamaan derajat
antara pria dan wanita. Suatu peran harus mendatangkan rasa kepuasan pribadi
dan seharusnya tidak dinyatakan cock hanya bagi satu jenis kelamin tertentu
saja.
·
Pria
Di
rumah maupun di luarnya pria bekerja sama dengan wanita sebagai rekan. Ia tidak
merasa “dijajah isteri” apabila ia memperlakukan isterinya sebagai rekan yang
sederajat. Begitu pula ia tidak merasa malu jika isterinya memnpunyai pekerjaan
yang lebih berpenghasilan lebih besar dari dia.
·
Wanita
Di
rumah maupun di luarnya wanita mendapat kesempatan mengaktualisasikan
potensinya. Ia tidak merasa bersalah apabila ia memanfaatkan kemampuannya dan
pendidikannya untuk kepuasan dirinya meskipun ini berarti ia harus mengupah
orang lain untuk mengatur rumah tangga dan mengasuh anak.
E. BAHAYA PERSONAL DAN SOSIAL PADA MASA DEWASA
Berbagai
bahya yang bersifat personal dan sosial pada masa dewasa berasal dari kegagalan
untuk menguasai beberapa atau sebagian besar tugas perkembangan yang penting
pada usia tersebut, yang mengakibatkan seorang individu tampak belum matang di
banding dengan orang dewasa muda lainnya. Hingga umur 30 tahun, lazimlah
apabila pria maupun wanita kurang matang dalam beberapa aspek perilaku
tertentu, tetapi pada saat yang sama kematangan dalam aspek perilaku lainnya
tampak jelas.
Beberapa rintangan yang
menghambat penguasan tugas perkembangan masa dewasa:
a.
Dasar yang Kurang
Memadai
Makin banyak masalah
yang belum terselesaikan berupa tugas perkembangan sebelumnya yang belum di
kuasai yang dibawa seseorang saat memasuki masa dewasa, maka makin terasa lama
dan sulit proses penyesuaian dari pada masa dewasa tersebut.
b.
Hambatan Fisik
Kesehatan yang buruk
atau hambatan fisik yang menghalangi
seseorang mengerjakan apa yang di lakukan oleh orang lain pada usia yang sama
dapat menggagalkan penguasaan tugas-tugas perkembangan untuk sebagian atau
secara total.
c.
Latihan yang Tidak
Runtut
Apabila latihan yang di
terima di sekolah atau di rumah hampir tidak mempunyai kaitan atau bahkan tidak
berkaitan sama sekalidengan pola hidup masa dewasa, maka orang bersangkutan tidak
akan siap menghadapi tuntutan masa kedewasaan.
d.
Perlindungan yang
Berlabihan
Seseorang dewasa yang
memperoleh perlindungan yang berlebihan pada masa kanak-kanaknya dan masa
remajanya, biasanya mengalami banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri pada
kehidupan orang dewasa. Banyak orang tu yang tetap melindungi anaknya yang
telah dewasa secara berlebihan sehinggadengan demikian proses penyesuaian akan
semakin sulit.
e.
Pengaruh Kelompok Teman
Sebaya yang Berkepanjangan
Makin lama orang dewasa
muda melanjutkan studi din perguruan tinggi, atau akademi, maka makin panjang
periode pengaruh teman sebaya dan makin lama mereka berperilaku sesuai dengan
standar teman kelompok sebaya itu. Oleh sebab mereka menjadi terbiasa bersikap
sebagai remaja, balajar berperilaku sebagai orang dewasa adalah lebih sulit
daripada biasanya.
f.
Aspirasi yang Tidak
Realistik
Orang dewasa yang
sangat berhasil dalam studi, sosialisasi, dan olah raga di sekolah, sangat
besar kamungkinan mengembangkan konsep yang tidak realistik tentang kemampuan
mereka. Sebagai akibatnya, mereka berharap mencapai sukses yang sama dalam
dunia orang dewasa. Aspirasi orang tua selama masa remaja sering memperbesar
masalah dalam penyesuaian diri pada masa dewasa.
KESIMPULAN
Rangkuman atau
pokok-pokok penting
1.
Masa dewasa, yaitu
periode yang paling panjang dalam masa kehidupan, umunya di bagi atas tiga
periode: masa dewasa dini, dari umur delapanbelas hingga labih kurang
empatpuluh tahun, masa dewasa pertengahan atau ‘setengah umur”, dari kira-kira
empatpuluh tahun hingga kurang lebih enampuluh dan masa dewasa akhir atau “usia
lanjut” dari enampuluh tahun hingga mati.
2.
Pada hal tertentu yang
dapat memudahkan penguasaan tugas-tugas perkembangan masa dewasa yaitu
efisiensi fisik, kemampuan motorik dan mental, motivasi dan suatu model panutan
yang baik.
3.
Karena banyak minat
yang terbawa dari masa remaja tidak lagi sesuai dengan peran sebagai orang
dewasa, berbagai perubahan pada seluruh bidang minat tidak dapat dihindarkan.
Perubahan yang terbesar adalah pengurangan keanekaragaman minat.
4.
Minat pribadi pada masa
dewasa meliputi perhatian pada penampilan, pakaian dan tata rias, lambang-lambang
kedewasaan dan status uang dan agama.
5.
Walaupun rekreasi bagi
orang awal dewasa mempunyai tujuan yang sama debgan kegiatan bermain di masa
kanak-kanak, rekreasi orang dewasa dalam banyak hal berbeda dari permainan masa
kanak-kanak karena terdapat perubahan pada peran-peran dan pola kehidupan.
6.
Bentuk-bentuk rekreasi
yang terpenting di antara orang dewasa muda dalam budaya Amerika sekarang ini
meliputi berbincang-bincang, menjamu teman, hobi dan hiburan, yang semuanya
sebagian besar di lakukan di rumah.
7.
Kegiatan sosial pada
masa dewasa sering sangat di batasi karena berbagai tekanan pekerjaan dan
keluarga. Sebagai akibatnya banyak orang dewasa muda mengalani apa yang oleh
Erikson disebut “krisis isolasi”, yaitu masa kesepian karena terisolasi dari kelompok
sosial.
8.
Selama masa dewasa
peran serta sosial sering terbatas dan perubahan dalam persahabatan,
pengelompokan sosial dan nilai yang di berikan pada popularitas dan status
pemimpin tidak dapat di hindari.
9.
Mobilitas sosial pada
pria terutama hasil usaha sendiri, sementara pada wanita terutama akibat
pernikahan dengan pria yang berkat prestasinya mampu menaiki tangga sosial.
10. Pada
umumnya wanita yang kawin muda, mendapatkan kesulitan dalam penyesuaian dengan
peran seks pada masa dewasa, terutama jika mereka terpaksa berperan menurut
peran tradisional setelah terbiasa berperan egalitarian sebelum
pernikahan.
11. Kasulitan
dalam menguasai berbagai berbagai perkembangan masa dewasa, sering bertambah
besar karena terdapat hambatan seperti: dasar-dasar yang tidak memadai, cacat
fisik, pendidikan yang tidak di selesaikan, perlindungan orangtua yang berlebihan, pengaruh kelompok sebaya yang
berlanjut dan aspirasi yang tidak realistik.
12. Bahaya
fisik yang paling penting dan yang paling umum pada masa dewasa adalah bentuk
fisik dan penampilan yang kurang menarik yang mempersulit penyesuaian diri
pribadi dengan kehidupan sosial.
13. Dua
hambatan keagamaan yang penting pada masa dewasa yaitu penyesuaian diri pada
sesuatu agama baru sebagai pengganti agama keluarga di masa kanak-kanak dan
tekanan dari sanak saudara suami atau isteri untuk memeluk agama mereka,
menghambat penyesuaian pribadi dan sosial karena menyebabkan gangguan
emosional.
DAFTAR PUSTAKA
Erikson, E. H. Identity: Youth and crisis.
New York: Norton, 1968.
Gould, R. Adult life stage: Growth
toward self-tolerance. Psychology Today,
1975, 8(9), 74-78
Havighurst, R. J. Developmental tasks and education. (3rd ed.) New York: Mckay, 1972.
Marini, M. M. The transition to adulthood:
Sex differences in educational attainment and age at marriage. American Sociological Review, 1978, 43, 483-507.
Packard, V. The status seekers. New York: Pocket Books, 1961
Taylor, I. A. Developing creativity in
gifted young adults. Education, 1974,
94, 266-268.
Verbrugge, L. M. The structure of adult
friendship choices. Social Forces,
1977, 56, 576-597.