BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lebah madu telah di kenal oleh manusia sejak
zaman budaya-budaya kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Al Qur'an menempatkan
secara istimewa lebah madu menjadi sebuah judul yaitu An Nahl (Lebah
Madu).
Dalam Bibel pada bagian perjanjian lama
disebutkan Manna diturunkan Allah di Padang Pasir Sinai sewaktu Nabi
Musa memimpin umat Israel yang tersungut-sungut karena kekurangan makanan.
(Keluaran 16:13-35) Manna (honeydew) diartikan sebagai makanan dari
surga karena enaknya (Sihombing D.T.H,1997, Ilmu ternak Lebah Madu Madu, UGM
Press, Yogyakarta).
Pembudidayaan lebah madu yang kini populer
berasal dari kawasan Laut Tengah (Afrika Utara, Eropa selatan dan Asia Kecil)
yang selanjut menyebar ke seluruh wilayah dunia. (Sihombing D.T.H:1997). Bangsa
Mesir Kuno membuat corong dari tanah liat sebagai sarang lebah, kemudian dari
keranjang anyaman. Di Afrika lebah madu dipelihara dalam bongkahan kayu
berbentuk silinder dan sarang tersebut digantung di pohon. Bangsa Rusia sebagai
pengembang lebah madu secara modern, malahan disebut sebagai daerah lahan madu.
Rusia mulai mengembangkan peternakan madu sejak abad ke 10 hingga kini secara
besar-besaran. Mereka yang menemukan sarang lebah madu yang bisa
dipindah-pindahkan, teknik tersebut diperkenalkan oleh Peter Prokovich
(1775-1850).
BAB
II PEMBAHASAN
KEAJAIBAN
LEBAH MADU
Lebah madu mencakup sekitar tujuh spesies lebah dalam genus Apis, dari sekitar 20.000 spesies yang
ada. Saat ini dikenal sekitar 44 subspesies. Mereka
memproduksi dan menyimpan madu yang
dihasilkan dari nektar bunga. Selain itu mereka juga membuat sarang dari malam, yang
dihasilkan oleh para lebah pekerja di koloni lebah madu.
Lebah madu yang ada di alam Indonesia adalah A.
andreniformis, A. cerana dan A. dorsata, serta khusus di Kalimantan
terdapat A. koschevnikovi. Salah satu klasifikasinya seperti dibawah
ini:
Kerajaan:
|
|
Filum :
|
|
Kelas :
|
|
Ordo :
|
|
Famili :
|
|
Bangsa :
|
Apini
|
Genus :
Spesies :
|
Apis
Apis sp
|
Mari kita mengenal beberapa keajaiban lebah
madu. selama ini kita mengenal lebah madu sebagai penghasil madu, propolis, bee
pollen, royal jelly yang sangat membantu kesehatan dan penyembuhan manusia.
Disini Anda akan mengenal sekitar 25 fakta keajaiban lebah madu yang luar
biasa.
- Lebah madu
telah mendiami bumi ini lebih dari 30 juta tahun yang lalu.
- Lebah madu
adalah serangga yang keistimewaanya tertulis didalam semua kitab suci dan
pengobatan -pengobatan kuno.
- Lebah madu
yang dikenal sebagai Apis mellifera, mempunyai sifat yang sangat jinak dan
hal terpenting adalah membantu penyerbukan (pollinators).
- Lebah madu
adalah menjadi satu-satunya serangga yang menghasilkan makanan (madu, bee
pollen, propolis dan royal jelly) yang menyehatkan dan menyembuhkan
manusia.
- Madu menjadi satu-satunya makanan
yang meliputi semua unsur yang diperlukan untuk menopang hidup, mencakup
enzim, vitamins, mineral, dan air; dan adalah satu-satunya makanan yang
berisi ” pinocembrin”, suatu antioxidant yang meningkatkan fungsi otak.
- Bee Pollen sering disebut sebagai inti
sari kehidupan, bee pollen ini dikumpulkan lebah dari tepung sari bunga
jantan. Tanpa adanya pollen maka tidak akan ada buah-buhan jadi sangat
wajar bee polen dijuluki sebagai superfood atau inti kehidupan.
- Dalam Royal jelly mengadung rahasia awet muda.
Royal jelly sangat kaya collagen yang berfungsi untuk meremajakan sel-sel
tubuh. Usia ratu lebah adalah 40x umur lebah pekerja, ini berkat royal
jelly yang dimakannya sebagai sumber rahasia awet muda.
- Propolis sebagia super antioksidan yang
kaya bioflavanoid, satu tetes bioflavanoid setara dengan 500 jeruk segar.
Propolis juga dikenal sebagai anti kanker karena mengandung zat CAPE.
- Bisa lebah atau
sengatan lebah walaupun sangat berbahaya untuk membunuh musuhnya ternyata
juga sangat berkhasiat untuk mengobati manusia seperti sakit rematik dll.
- Ruangan
sel lebah merupakan ruang paling streril di dunia berkat dilapisi propolis
sebagai anti virus, anti jamur dan anti bakteri.
- Madu Lebah
mempunyai 6 kaki, 2 mata campuran disusun dari beribu-ribu lensa kecil, 3
mata sederhana di atas kepala, 2 pasang sayap, kantong madu, dan perut.
- Lebah madu
mengepakkan sayapnya sebanyak 11,400 kali per menit,
- Lebah madu
dapat terbang sejauh 6 mil dari sarangnya, dengan kecepatan setara 15
mil per jam. Sepanjang hidupnya lebah terbang sejauh 90,000 mil atau
setara dengan tiga kali keliling bola bumi hanya untuk mendapatkan satu
pond madu.
- Rata-rata
satu lebah madu akan mengumpulkan hanya madu sebanyak 1/12 sendok teh
seumur hidupnya .
- Untuk
menghasilkan 1 pon madu diperlukan sekitar 2 juta bunga dan tenaga sekitar
556 lebah pekerja. Satu ons madu yang didapatkan setara dengan penerbangan
lebah mengelilingi bumi.
- Satu lebah
madu akan mengunjungi 50 – 100 bunga dalam satu perjalanan mengumpulkan
madu.
- Setiap
satu koloni lebah madu dihuni sekitar 20,000-60,000 lebah dan dipimpin
oleh satu ratu lebah.
- Setiap
ratu lebah mempunyai bau yang unik sehingga semua lebah dapat mengindentifikasi
koloninya sendiri.
- Lebah madu
pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksinya tidak
sempurna, hidup berkisar 6-8 minggu dan melalukan semua pekerjaan mulai
dari membersihkan sarang, membuat sarang, mengumpulkan madu dll.
- Ratu Lebah
hidup untuk sekitar 3-5 tahun dan menjadi satu-satunya lebah yang
bertelur. Ratu lebah setiap hari bertelor 2500 butir.
- Lebah
jantan, hidupnya hanya untuk mengawini ratu lebah dan pekerjaan-pekerjaan
ringan tidak seperti lebah betina.
- Hanya
lebah pekerja yang mempunyai sengatan dan mereka akan menyengat jika
merasa terancam. Sekali menyengat lebah akan langsung mati. Ratu mempunyai
alat penyengat, tapi tidak untuk membantu mempertahankan.
- Lebah madu
berkomunikasi dengan satu sama lain dengan cara ” menari”.
- Lebah madu
adalah makhluk yang sangat terorganisir dan bisa menjadi teladan dalam
kehidupan manusia.
- Lebah
adalah makhluk yang mendapatkan wahyu untuk menghasilkan makanan yang
menyembuhkan manusia.
A.
Keajaiban Lebah Madu dalam Al-Quran
Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah
sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali yang menyadari
sifat-sifat luar biasa dari penghasilnya, yaitu lebah madu. Sebagaimana kita
ketahui, sumber makanan lebah adalah nektar, yang tidak dijumpai pada musim dingin.
Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim
panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan
zat bergizi yang baru yaitu madu dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.
Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah
menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan.
Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita adalah: mengapa lebah tidak
menghentikan produksi berlebih ini, yang tampaknya hanya membuang-buang waktu
dan energi? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata “wahyu” yang
telah diberikan kepada lebah.Lebah memproduksi madu bukan untuk diri mereka
sendiri, melainkan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah
juga mengabdikan diri untuk melayani manusia, sama seperti ayam yang bertelur
setidaknya sebutir setiap hari kendati pun tidak membutuhkannya dan sapi yang
memproduksi susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.
B. Organisasi yang Luar Biasa dalam Sarang Lebah
Kehidupan
lebah di sarang dan produksi madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa membahas
terlalu terperinci, marilah kita amati ciri-ciri utama “kehidupan sosial”
lebah. Lebah harus melaksanakan banyak “tugas” dan mereka mengatur semua ini
dengan organisasi yang luar biasa.
Pengaturan
kelembapan dan ventilasi: Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki
kualitas perlindungan tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada
kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan
kualitas perlindungan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang harus 35C selama
sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan sarang ini
pada batas tertentu, ada kelompok khusus yang bertugas menjaga ventilasi.
Jika
hari panas, terlihat lebah sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang
dipenuhi lebah. Sambil menempel pada struktur kayu, mereka mengipasi sarang
dengan sayap. Dalam sarang standar, udara yang masuk dari satu sisi terdorong
keluar pada sisi yang lain. Lebah ventilator yang lain bekerja di dalam sarang,
mendorong udara ke semua sudut sarang.
Sistem
ventilasi ini juga bermanfaat melindungi sarang dari asap dan pencemaran udara.
Sistem kesehatan: Upaya lebah untuk menjaga kualitas madu tidak terbatas hanya
pada pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat sistem
pemeliharaan kesehatan yang sempurna untuk mengen-dalikan segala peristiwa yang
mungkin menimbulkan bakteri. Tujuan utama sistem ini adalah menghilangkan
zat-zat yang mungkin menimbulkan bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat
asing memasuki sarang. Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu
sarang. Jika suatu zat asing atau serangga memasuki sarang walau sudah ada
tindakan pencegahan ini, semua lebah bereaksi untuk mengusirnya dari sarang.
Untuk
benda asing yang lebih besar yang tidak dapat dibuang dari sarang, digunakan
mekanisme pertahanan lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka
memproduksi suatu zat yang disebut “propolis” (resin lebah) untuk pembalsaman.
Resin lebah ini diproduksi dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka
keluarkan dari tubuh kepada resin yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti
pinus, hawwar, dan akasia. Resin lebah juga digunakan untuk menambal keretakan
pada sarang. Setelah ditambalkan pada retakan, resin tersebut mengering ketika
bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan yang keras. Dengan demikian,
sarang dapat bertahan dari ancaman luar. Lebah menggunakan zat ini hampir dalam
semua pekerjaan mereka.
Sampai
di sini, berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran. Propolis mencegah bakteri
apa pun hidup di dalamnya. Ini membuat propolis ideal untuk pembalsaman.
Bagaimana lebah mengetahui bahwa zat tersebut ideal? Bagaimana lebah
memproduksi suatu zat, yang hanya bisa dipro-duksi manusia dalam laboratorium
dan menggunakan teknologi, dengan pemahaman ilmu kimia? Bagaimana mereka
mengetahui bahwa serangga yang mati dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri dan
bahwa pembal-saman akan mencegah hal ini?
Sudah
jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi laboratorium.
Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia melakukan ini
semua dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.
C. Penyimpanan Maksimal dengan Bahan Minimal
Sarang
yang dibangun lebah dapat menampung 80 ribu lebah yang hidup dan bekerja bersama-sama,
dengan menggunakan sedikit bagian dari lilin lebah. Sarang tersebut tersusun
atas sarang madu berdinding lilin lebah, dengan ratusan sel-sel kecil pada
kedua permukaannya. Semua sel sarang madu berukuran sama persis. Keajaiban
teknik ini dicapai melalui kerja kolektif ribuan lebah. Lebah menggunakan
sel-sel ini untuk menyimpan makanan dan memelihara lebah muda.
Selama
jutaan tahun, lebah telah menggunakan struktur segi enam untuk membangun
sarangnya. (Sebuah fosil lebah yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan).
Sungguh menakjubkan bahwa mereka memilih struktur segi enam, bukan segi delapan
atau segi lima. Ahli matematika memberikan alasannya: “struktur segi enam
adalah bentuk geometris yang paling cocok untuk memanfaatkan setiap area unit secara
maksi-mal”. Jika sel-sel sarang madu dibangun dengan bentuk lain, akan terdapat
area yang tidak terpakai, sehingga lebih sedikit madu yang bisa disimpan dan
lebih sedikit lebah yang mendapatkan manfaatnya.
Pada
kedalaman yang sama, bentuk sel segi tiga atau segi empat dapat menampung
jumlah madu yang sama dengan sel segi enam. Akan tetapi, dari semua bentuk
geometris tersebut, segi enam memiliki keliling yang paling pendek. Kendatipun
memiliki volume yang sama, jumlah lilin yang diperlukan untuk membangun sel
segi enam lebih sedikit daripada untuk membangun sel segi tiga atau segi empat.
Kesimpulannya:
sel berbentuk segi enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit dalam
pembangunannya, dan menyimpan madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan mampu
menghitung ini, yang hanya dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris
yang rumit. Hewan kecil ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya
karena mereka diajari atau “diilhami” oleh Tuhan mereka.
Desain
sel segi enam ini sangat praktis dalam banyak hal. Sel-sel ter-sebut pas saat
disusun dan menggunakan satu dinding bersama-sama. Sekali lagi, hal ini
menjamin penyimpanan maksimal dengan lilin mini-mal. Kendatipun agak tipis,
dinding sel ini cukup kuat untuk menahan berat beberapa kali lebih besar dari
beratnya sendiri.
Selain
pada dinding sisi sel, lebah juga menggunakan prinsip peng-hematan maksimal ini
ketika membangun ujung-ujung bagian bawah. Sarang dibuat seperti sebuah
potongan pipih dengan dua baris sel yang saling membelakangi. Dalam hal ini,
terjadi masalah pada titik per-temuan dua sel. Masalah ini diselesaikan dengan
cara membangun per-mukaan bawah sel dengan menggabungkan tiga bujur sangkar.
Ketika tiga sel dibangun pada satu sisi sarang, permukaan bawah sel pada sisi
lain pun otomatis terbentuk.
Karena
permukaan bawah tersusun dari plat-plat lilin bujur sangkar, bagian bawah
sel-sel yang dibuat dengan cara ini jadi bertambah dalam. Ini berarti volume
sel bertambah, dan berarti bertambah pula jumlah ma-du yang dapat disimpan.
D. Ciri-Ciri Lain Sarang Madu
Satu
hal lain yang dipertimbangkan ketika membangun sarang madu adalah kemiringan
sel. Dengan menaikkan kemiringan sel 13 pada kedua sisinya, lebah mencegah sel
berposisi sejajar dengan tanah. Dengan de-mikian, madu tidak akan bocor dari
mulut sel. Selagi bekerja, lebah madu saling bergelantungan membentuk
ling-karan dan bergerombol. Dengan melakukan hal ini, mereka mengha-silkan suhu
yang dibutuhkan untuk produksi lilin. Kantung kecil dalam perut mereka
memproduksi cairan transparan, yang mengalir keluar dan mengeraskan lapisan
lilin tipis. Lebah mengumpulkan lilin dengan meng-gunakan kait kecil pada
kakinya. Mereka memasukkan lilin ini ke dalam mulut, lalu mengunyah serta
memprosesnya sampai lilin tersebut cukup lunak, dan membentuknya dalam sel.
Sejumlah lebah bekerja bersama untuk menjaga suhu yang dibutuhkan tempat kerja
mereka, agar lilin tersebut tetap lunak dan mudah dibentuk.
Ada
satu hal lagi yang menarik untuk diketahui: pembangunan sa-rang madu dimulai
dari bagian atas sarang dan berlanjut ke bawah secara bersamaan pada dua atau
tiga baris yang terpisah. Sementara potongan sarang madu berkembang ke arah
yang berbeda, pertama-tama bagian bawah dari dua baris tersebut menyatu. Proses
ini dilaksanakan dengan selaras dan tertata secara menakjubkan. Oleh karena
itu, sulit dimengerti bahwa sarang madu sebenarnya terdiri atas tiga bagian
terpisah. Potongan-potongan sarang madu, yang pembangunannya dimulai dari arah
yang berbeda-beda, diatur begitu sempurna, sehingga kendatipun terda-pat
ratusan sudut berbeda dalam strukturnya, sarang tetap tampak seperti satu
sarang yang seragam.
Untuk
pembangunan tersebut, lebah harus terlebih dahulu memper-hitungkan jarak antara
titik awal dan titik sambungan. Lalu, mereka men-desain dimensi sel tersebut
sesuai dengan ini. Bagaimana perhitungan yang demikian rumit dapat dilakukan
oleh ribuan lebah? Hal ini senan-tiasa menakjubkan para ilmuwan.
Sungguh
sangat tidak rasional bila kita mengira bahwa lebah telah menyelesaikan tugas
ini, yang hampir tak mampu dilakukan manusia sendiri. Hal ini melibatkan
organisasi yang sedemikian rumit dan ter-perinci, mustahil mereka bisa
melakukannya sendiri.Jadi, bagaimana mereka mewujudkannya? Seorang evolusionis
akan menerangkan bahwa peristiwa ini dicapai melalui “naluri”. Akan tetapi,
“naluri” apa yang dapat mempengaruhi ribuan lebah secara bersamaan dan membuat
mereka melakukan suatu kerja kolektif? Andaipun setiap lebah bertindak
berdasarkan “naluri” masing-masing, ini belum cukup. Yang mereka kerjakan harus
bersesuaian dengan naluri lebah-lebah lain untuk dapat mencapai hasil
menakjubkan ini. Oleh karena itu, pastilah mereka diarahkan oleh sebuah
“naluri” yang berasal dari satu sumber yang unik. Menimbang bahwa lebah mulai
membangun sarang dari sudut yang berbeda-beda, lalu menggabungkan pekerjaan
mereka tanpa meninggalkan satu celah pun, dan membangun semua sel dengan ukuran
sama dalam struktur segi enam sempurna, sudah pasti bahwa lebah menerima pesan
naluriah ini dari sumber yang sama persis!
Istilah
“naluri” yang digunakan di atas “hanyalah sebuah nama” sebagaimana disebutkan
dalam Al Quran, surat Yusuf ayat 40.
$tB
tbrßç7÷ès? `ÏB ÿ¾ÏmÏRrß HwÎ) [ä!$yJór& !$ydqßJçGø£Jy óOçFRr& Nà2ät!$t/#uäur !$¨B tAtRr& ª!$# $pkÍ5 `ÏB ?`»sÜù=ß 4 ÈbÎ) ãNõ3ßÛø9$# wÎ) ¬! 4 ttBr& wr& (#ÿrßç7÷ès? HwÎ) çn$Î) 4 y7Ï9ºs ßûïÏe$!$# ãNÍhs)ø9$# £`Å3»s9ur usYò2r& Ĩ$¨Z9$# w cqßJn=ôèt ÇÍÉÈ
Artinya:
“Kamu tidak
menyembah yang selain Allah kecuali Hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan
nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun
tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. dia Telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
Tidak
ada gunanya berkeras menggunakan “sekadar nama” untuk menyembunyikan kebenaran
yang sudah sangat jelas. Lebah diberi petunjuk oleh sebuah sumber unik dan
karenanya mereka berhasil melaksanakan pekerjaan mereka yang tanpa petunjuk ini tak akan mampu mereka lakukan. Bukan naluri
sebuah istilah tanpa arti yang menunjuki
lebah, melainkan “wahyu” yang disebutkan dalam Surat An-Nahl. Binatang mungil
ini melaksanakan program yang telah ditetapkan Allah bagi mereka secara khusus.
E.
Menentukan Arah
Lebah
biasanya harus terbang menem-puh jarak jauh dan menjajagi wilayah luas untuk
menemukan makanan. Mereka mengumpulkan serbuk sari bunga dan bahan pembuat madu
dalam jarak 800 m dari sarang. Seekor lebah, yang telah menemukan bunga,
terbang kembali ke sarangnya untuk memberi tahu lebah lain tentang tempat bunga
tersebut.
Lebah
yang kembali ke sarangnya mulai menari. Tarian ini ada-lah sarana ekspresi,
yang mereka gunakan untuk memberi tahu lebah lain tentang lokasi bunga. Tarian
yang diulang-ulang le-bah tersebut mengandung semua informasi tentang sudut,
arah, jarak, dan informasi perincian lain tentang sumber makanan, sehingga
lebah lain dapat mencapai tempat itu.
Tarian
ini berbentuk angka “8” yang diulang terus-menerus oleh lebah tersebut (lihat
gambar di atas). Lebah tersebut mem-bentuk bagian tengah angka “8” dengan
mengibas-ngibaskan ekor dan berg-rak zig-zag. Sudut antara gerakan zig-zag dan
garis matahari-sarang menunjukkan arah sumber makanan dengan tepat.
Akan
tetapi, sekadar mengetahui arah sumber makanan tidaklah cukup. Lebah pekerja
juga harus “mengetahui” seberapa jauh mereka harus menempuh perjalanan mengumpulkan
bahan pembuat madu. Jadi, lebah dari sumber bunga tersebut memberitahukan jarak
serbuk bunga dengan gerakan tubuh tertentu, yakni dengan menggoyangkan bagian
bawah tubuhnya dan menimbulkan aliran udara. Misalnya, untuk “menjelaskan”
jarak 250 m, ia mengibaskan bagian bawah tubuhnya lima kali dalam setengah
menit. Dengan demikian, lokasi pasti sumber makanan tersebut dapat dijelaskan
dengan terperinci, baik tentang jarak maupun arahnya.
Ada
masalah baru bagi lebah yang memerlukan waktu lama untuk terbang ke sumber
makanan. Saat lebah yang hanya mampu menjelaskan sumber makanan berdasarkan
arah matahari kembali ke sarangnya, matahari bergeser 1 setiap 4 menit.
Akhirnya, lebah akan melakukan kesalahan 1 setiap 4 menit perjalanannya, yang
ia beritahukan pada lebah-lebah lain.
Anehnya,
lebah ini tidak menghadapi persoalan tersebut! Mata lebah terdiri atas ratusan
mata segi enam kecil. Setiap lensa berfokus pada satu wilayah sempit, persis
seperti teleskop. Lebah yang melihat ke arah ma-tahari pada waktu tertentu di
siang hari akan selalu dapat menentukan lokasinya saat terbang. Lebah melakukan
perhitungan ini dengan me-manfaatkan perubahan cahaya matahari berdasarkan
waktu. Akibatnya, lebah menentukan arah lokasi sasaran tanpa salah, dengan
melakukan koreksi dalam informasi yang ia berikan di dalam sarang ketika
matahari bergerak maju.
F. Metode Penandaan Bunga
Lebah
madu dapat mengetahui kalau bunga yang ia temui telah didatangi dan diambil
nektarnya lebih dahulu oleh lebah lain, dan ia segera meninggalkannya. Dengan
demikian, ia menghemat waktu dan tenaga. Ini terjadi karena lebah yang
mendatangi bunga terlebih dahulu me-nandainya dengan tetesan berbau khas.
Begitu seekor lebah baru me-ngunjungi bunga yang sama, ia mencium bau tersebut
dan mengetahui bahwa bunga tersebut sudah tidak berguna dan karenanya langsung
pergi ke bunga yang lain. Dengan demikian, lebah tidak membuang waktu pada
bunga yang sama.
G. Keajaiban Madu
Madu
tersusun atas beberapa senyawa gula seperti glukosa dan fruk-tosa serta
sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang,
besi, dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang
komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas nek-tar dan serbuk sari. Di
samping itu, dalam madu terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng,
serta beberapa jenis hormon.
Sebagaimana
firman Allah dalam Al Quran, madu adalah “obat bagi manusia”. Fakta ilmiah ini
telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang ber-temu pada Konferensi Apikultur
Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26
September 1993 di Cina. Konfe-rensi tersebut membahas pengobatan dengan
menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan
bahwa madu, royal jelly, serbuk sari, dan propolis dapat mengobati berbagai
pe-nyakit. Seorang dokter Rumania mengatakan bahwa ia mengujikan madu untuk
pengobatan pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh total. Para
dokter Polandia juga menyatakan dalam konferensi tersebut bahwa resin lebah
dapat membantu penyembuhan banyak penyakit seperti wasir, masalah kulit,
penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit lainnya.
Dewasa
ini, apikultur dan produk lebah telah membuka cabang pe-nelitian baru di
negara-negara yang sudah maju dalam hal ilmu pe-ngetahuan. Manfaat madu lainnya
dapat dijelaskan di bawah ini:
Ø Mudah dicerna:
Karena molekul gula pada madu dapat berubah menjadi gula lain (misalnya
fruktosa menjadi glukosa), madu mudah dicerna oleh perut yang paling sensitif
sekalipun, walau memiliki kandungan asam yang tinggi. Madu membantu ginjal dan
usus untuk berfungsi lebih baik.
Ø Rendah kalori:
Kualitas madu lain adalah, jika dibandingkan dengan jumlah gula yang sama,
kandungan kalori madu 40% lebih rendah. Walau memberi energi yang besar, madu
tidak menambah berat badan.
Ø Berdifusi lebih
cepat melalui darah: Jika dicampur dengan air hangat, madu dapat berdifusi ke
dalam darah dalam waktu tujuh menit. Molekul gula bebasnya membuat otak
berfungsi lebih baik karena otak merupakan pengonsumsi gula terbesar.
Ø Membantu
pembentukan darah: Madu menyediakan banyak energi yang dibutuhkan tubuh untuk
pembentukan darah. Lebih jauh lagi, ia membantu pembersihan darah. Madu
berpengaruh positif dalam mengatur dan membantu peredaran darah. Madu juga
berfungsi sebagai pelindung terhadap masalah pembuluh kapiler dan
arteriosklerosis.
Ø Membunuh
bakteri: Sifat madu yang membunuh bakteri disebut “efek inhibisi”. Penelitian
tentang madu menunjukkan bahwa sifat ini meningkat dua kali lipat bila
diencerkan dengan air. Sungguh menarik bahwa lebah yang baru lahir dalam koloni
diberi makan madu encer oleh lebah-lebah yang bertanggung jawab merawat
merekaseolah mereka tahu kemampuan madu ini.
Ø Royal jelly:
Royal jelly adalah zat yang diproduksi lebah pekerja di dalam sarang. Zat
bergizi tinggi ini mengandung gula, protein, lemak, dan berbagai vitamin. Royal
jelly digunakan untuk menanggulangi masa-lah-masalah yang disebabkan kekurangan
jaringan atau kelemahan tubuh.
Jelaslah
bahwa madu, yang diproduksi jauh melebihi jumlah kebu-tuhan lebah, dibuat untuk
kepentingan manusia. Dan telah jelas pula bahwa lebah tidak dapat melakukan
tugas-tugas yang sedemikian sulit “dengan sendirinya”.
Berikut
ini ayat-ayat yang menjelaskan tentang keajaiban lebah madu:
xsùr&
tbrãÝàYt n<Î) È@Î/M}$# y#ø2 ôMs)Î=äz ÇÊÐÈ n<Î)ur Ïä!$uK¡¡9$# y#ø2 ôMyèÏùâ ÇÊÑÈ n<Î)ur ÉA$t6Ågø:$# y#øx. ôMt6ÅÁçR ÇÊÒÈ n<Î)ur ÇÚöF{$# y#øx. ôMysÏÜß ÇËÉÈ öÏj.xsù !$yJ¯RÎ) |MRr& ÖÅe2xãB ÇËÊÈ
Artinya:
“Maka apakah
mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit,
bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi,
bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu
hanyalah orang yang memberi peringatan.” (QS. Al Ghaasiyah (88): 17-21)
4ym÷rr&ur y7/u n<Î) È@øtª[$# Èbr& ÉϪB$# z`ÏB ÉA$t6Ågø:$# $Y?qãç/ z`ÏBur Ìyf¤±9$# $£JÏBur tbqä©Ì÷èt ÇÏÑÈ §NèO Í?ä. `ÏB Èe@ä. ÏNºtyJ¨W9$# Å5è=ó$$sù @ç7ß Å7În/u Wxä9è 4 ßlãøs .`ÏB $ygÏRqäÜç/ Ò>#u° ì#Î=tFøC ¼çmçRºuqø9r& ÏmÏù Öä!$xÿÏ© Ĩ$¨Z=Ïj9 3 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºs ZptUy 5Qöqs)Ïj9 tbrã©3xÿtGt ÇÏÒÈ
Artinya:
“Dan Tuhanmu
mewahyukan kepada lebah, “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon
kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,” kemudian makanlah dari
tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan
(bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl, (16): 68-69)
$yg»oYù=©9sur öNçlm; $pk÷]ÏJsù öNækâ5qä.u $pk÷]ÏBur tbqè=ä.ù't ÇÐËÈ öNçlm;ur $pkÏù ßìÏÿ»oYtB Ü>Í$t±tBur ( xsùr& crãä3ô±o ÇÐÌÈ
Artinya:
“Kami telah
menciptakan binatang-binatang ternak yang jinak untuk mereka, sebagian mereka
tunggangi, sebagian mereka makan. Dan mereka memiliki kegunaan yang lain. Dan susu
untuk diminum. Maka apakah mereka tidak bersyukur?” (QS. Yaasin, 36: 72-73)
Îûur ö/ä3É)ù=yz $tBur ]ç6t `ÏB >p/!#y ×M»t#uä 5Qöqs)Ïj9 tbqãZÏ%qã ÇÍÈ
Artinya:
“Dan pada
penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka
bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini.” (QS. Al
Jaatsiyah, 45: 4)
¤yur /ä3s9 $¨B Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# $YèÏHsd çm÷ZÏiB 4 ¨bÎ) Îû Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 crã©3xÿtGt ÇÊÌÈ
Artinya:
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-pada-Nya.
Sesungguh-nya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan
Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS. Al Jaatsiyah, 45: 13)
BAB III
PENUTUP
·
Simpulan
Lebah memproduksi madu bukan untuk diri mereka
sendiri, melainkan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah
juga mengabdikan diri untuk melayani manusia, sama seperti ayam yang bertelur
setidaknya sebutir setiap hari kendati pun tidak membutuhkannya dan sapi yang
memproduksi susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.
Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah
sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali yang menyadari
sifat-sifat luar biasa dari penghasilnya, yaitu lebah madu. Sebagaimana kita
ketahui, sumber makanan lebah adalah nektar, yang tidak dijumpai pada musim
dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada
musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini
menghasilkan zat bergizi yang baru yaitu madu dan menyimpannya untuk musim
dingin mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin, Maskoeri.1987. Sistematika
Hewan. Surabaya: Penerbit Sinar Wijaya
Radiopoetro.1986.Zoologi.
Jakarta: PT. Erlangga.