Thursday, August 1, 2013

MAKALAH UJIAN KOMPREHENSIF PENDIDIKAN



BAB I
PENDAHULUAN

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu. perubahan tingkah laku tersebut berupa pengetahuan (kognitif), nilai dan sikap (afektif), serta keterampilan (psikomotorik). Hasil belajar akan diperoleh dengan baik jika seseorang mengetahui dan memahami makna dari tujuan belajar itu sendiri.
Ada empat (4) kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, yaitu kompetensi personal (kepribadian), profesional, pedagogik dan sosial. Kompetensi ini harus dimiliki oleh seorang guru, jika seseorang pendidik dikatakan sebagai guru yang profesional dan berkualitas.
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Menurut J.R. david (dalam Dharma, 2008 : 3) dunia pendidikan, strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemamfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kompetensi dalam Pendidikan
 Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,  keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
Pasal 28 ayat 3 peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara tegas dinyatakan bahwa ada empat (4) kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran. Keempat kompetensi itu adalah kompetensi personal (kepribadian), profesional, pedagogik dan sosial. Kompetensi-kompetensi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1.    Kompetensi Personal (kepribadian)
Kompetensi Personal (kepribadian) adalah kemampuan kepribadian yang mantap (beriman dan bertaqwa), stabil, dewasa, arif  dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Subkompetensi mantap dan stabil memiliki indikator esensial yakni bertindak sesuai dengan hukum, bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak dan bertutur..
Kompetensi Personal merupakan faktor terpenting yang harus dimiliki seorang guru bagi keberhasilan peserta didik. Dalam hal ini, Zakiah Darajat menerangkan bahwa kepribadian itulah yang akan menentukan apakah dia mampu menjadi pembina atau pendidik yang baik bagi peserta didiknya atau malah akan manjadi perusak/penghancur masa depan anak didiknya.
Kompetensi personal merupakan kemampuan pribadi seorang guru agar dapat menjadi guru yang baik.
 
2.    Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Guru harus memahami dan menguasai materi ajar yang ada dalam kurikulum, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru juga harus menguasai langkah-langkah penelitian, dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan dan materi bidang studi.
3.    Kompetensi Pedagogik
 kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Disini ada empat subkompetensi yang harus diperhatikan guru yakni memahami peserta didik, merancang pembelajaran, melaksanakan evaluasi dan mengembangkan peserta didik. Memahami peserta didik mencakup perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor serta mengetahui bekal awal peserta didik.
4.    Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitarnya. Guru tidak bisa bekerja sendiri tanpa memperhatikan lingkungannya. Ia harus sadar sebagai bagian tak terpisahkan dari masyarakat akademik tempat dia mengajar maupun dengan masyarakat di luar.
Guru harus memiliki kepekaan lingkungan dan secara terus menerus berdiskusi dengan teman sejawat dalam memecahkan persoalan pendidikan. Guru yang jalan sendiri diyakini tidak akan berhasil, apalagi jikalau ia menjaga jarak dengan peserta didik. Dia harus sadar bahwa interaksi guru dengan siswa mesti terus dihidupkan agar tercipta suasana belajar yang hangat dan harmonis.
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk :
a.       Berkomunikasi lisan, tulisan atau isyarat secara santun,
b.      Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional,
c.       Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan kependidikan, orang tua dan masyarakat.
Kompetensi sosial seorang guru adalah kemampuan dimana guru mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah dan di luar sekolah atau masyarakat sekitarnya. Di lingkungan sekolah misalnya, guru harus bisa berkomunikasi dengan baik dan santun terhadap orang-orang yang berada di dalam lingkup sekolah. Namun tidak terbatas di lingkup sekolah saja, tetapi juga di dalam masyarakat sekitar sekolah ataupun di dalam masyarakat dimana guru bertempat tinggal. Seorang guru harus bisa beradabtasi, berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik. Karena guru tidak hanya bertugas di kelas saja, tidak hanya pada saat mereka mengajarkan materi kepada anak didiknya saja, melainkan di masyarakat pula peran seorang guru dituntut keprofesionalitasnya sebagai pendidik yang berkualitas.
Keempat kompetensi di atas merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Masing-masingnya bukanlah hal yang berdiri sendiri. Justru itu, antara kompetensi personal, profesional, pedagogik, dan sosial akan saling menunjang dan bisa tampak secara utuh dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan pergaulan di luar kelas.

B.       Strategi Penyusunan RPP dalam KTSP
1.        Pengertian KTSP
KTSP merupakan penyempurnaan kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah.

KTSP mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.    Pemberian otonomi luas pada sekolah dan satuan pendidikan.
b.    Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi.
c.    Kepemimpinan yang demokratis dan profesional.
d.   Tim kerja yang kompak dan transparan.
Sedangkan prinsip KTSP meliputi :
a.    Berpusat pada siswa dan lingkungan.
b.    Beragam dan terpadu.
c.    Tanggap terhadap perkembangan IPTEK dan seni.
d.   Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
e.    Menyeluruh dan berkesinambungan.
f.     Belajar sepanjang hayat.
g.    Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.
2.        Strategi Penyusunan RPP pada KTSP
RPP adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru di harapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram. Oleh karena itu, RPP harus mempunyai daya terap yang tinggi. Pada sisi lain RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah           : SMP Muhammadiyah 1 Banda Aceh
Mata Pelajaran          : Matematika
Kelas                           : VIII
Semester                     : II

Standar Kompetensi      : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar              : 5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-bagiannya.
                                               5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas.
                                               5.3  Menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma, dan limas.
Indikator                             : - Memahami pengertian kubus
                                               - Mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk serta unsur-unsur kubus lainnya.
                                               - Melukiskan jaring-jaring kubus.
                                               - Menghitung luas permukaan kubus.
                                               - Menghitung volume kubus.
Alokasi Waktu                    : 4 × 40 menit (dua kali pertemuan)
A.  Tujuan Pembelajaran
            Siswa dapat:
-   Memahami pengertian kubus.
-   Mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk serta unsur-unsur kubus lainnya.
-   Melukiskan jaring-jaring kubus.
-   Menghitung luas permukaan kubus.
-   Menghitung volume kubus.
B.   Materi Ajar
            Kubus
C.  Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas.
D.  Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendahuluan  :
¨      Apersepsi :  - Menyampaikan tujuan pembelajaran
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti       
¨    Eksplorasi
Dalam kegiatan Eksplorasi, guru:
-     Menyebutkan bidang, rusuk serta unsur-unsur kubus lainnya.
-     Melukiskan jaring-jaring kubus.
-     Menghitung luas permukaan kubus.
-     Menghitung volume kubus.
¨    Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
-     Guru menfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
-     Guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.
¨    Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
-     Guru dan perserta didik menyimpulkan tentang materi yang belum dipahami.
-     Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang mengerti.
-     Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah di pelajari.
Kegiatan Akhir
¨    Dalam kegiatan penutup, guru:
-     Bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran.
-     Melakukan penilaian dan  refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.
-     Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
C.  Sumber
-        M. Cholik Adinawan. Matematika SMP kelas VIII. Erlangga. Jakarta: 2007.
-        Nuniek Avianti. Mudah Belajar Matematika 2 kelas VIII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarata:  2007.
-        Buku referensi lainnya.
D.  Penilaian   : Tugas individu, tugas kelompok dan performan (sikap dan kinerja).

C.      Pendekatan Cooperative Learning dengan Menggunakan TGT
1.        Pengertian Cooperative Learning
Cooperative Learning ( pembelajaran kooperatif)  adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan pada pendekatan konstruktivis. Cooperative Learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam Cooperative Learning, belajar dikatakan belum selesai jika satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Pada Cooperative Learning diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan(Slavin, 1995). 
2.        Pembelajaran Cooperative Tipe Teams-Games-Tournaments (TGT)
TGT (Teams-Games-Tournaments) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperative yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok  belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.
Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja-meja instrumen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing. Dalam setiap meja permmainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademk, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara.
Menurut Slavin pembelajaran kooperative tipe TGT (Teams-Games-Tournaments) terdiri dari lima (5) langkah tahapan, yaitu :
a.       Tahap penyajian kelas (class precentation),
b.      Belajar dalam kelompok (teams),
c.       Permainan (geams),
d.      Pertandingan (tournament),
e.       Penghargaan kelompok (team recognition).
Langkah-langkah yang diperlukan pada saat model pembelajaran  cooperative learning tipe TGT adalah sebagai berikut :
a.     Siswa dibagikan dalam kelompok yang  beranggota 5 orang
b.    Membuat lembaran kegiatan siswa (LKS)
c.     Guru memberikan tugas
d.    Buat skor tim dalam skor individual
e.     Berikan pengakuan atau penghargaan kepada prestasi team
f.     Berikan permainan matematika untuk semua team
3.    Keunggulan dan Kelemahan pembelajaran TGT
Metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament ( TGT ) ini mempunyai kelebihan dan keunggulan. Menurut Suarjana (2000:10) dalam isgomah (2006), yang merupakan kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran TGT antara lain.
1.    Kelebihan team Games Tournament (TGT)
¨      Lebih meningkatkan pencerahan waktu untuk tugas
¨      Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
¨      Denan waktu sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
¨      Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
¨      Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
¨      Motivasi belajar lebih tinggi
¨      Hasil belajar lebih baik
2.    Kelemahan Team Games Tournament (TGT)
¨     Bagi Guru
Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan hetrogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagaian kelompok waktu yang habiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara meyeluruh.
¨    Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelsan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.

D.      Pembelajaran Efektif dan Efisien
Pembelajaran efektif dan efisien merupakan strategi untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Menurut J.R. David (dalam Dharma, 2008 : 3) dunia pendidikan strategi tersebut dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Pembelajaran yang efektif dan efisien ini harus mencakup Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Standar Kompetensi Lulus (SKL). Dengan harapan siswa dapat meresap semua materi yang di sampaikan oleh guru.


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku tugas yang harus dimilki seorang guru. Ada empat (4) kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran. Keempat kompetensi itu adalah kompetensi personal (kepribadian), profesional, pedagogik dan sosial.
Penggunaan  strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan tercapai sehingga tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan sulit tercapai secara optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran sangat berguna, baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa, pengguna strategi pembelajaran dapat mempermudah proses belajar (mempermudah dan mempercepat memahami isi pembelajaran), karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa.

B.       Saran-saran
Dari hasil penulisan ini, penulis menyarankan :
1.    Sebagai bahan masukan bagi guru matematika dalam usaha untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien.
2.    sebagai masukan bagi guru matematika dalam usaha meningkatkan kemampuan siswa untuk berkompetensi.
3.    Sebagai variasi bagi guru dalam mengajar.
  

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Bukhari, Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. 2008.
Hasbullah, Dasar Dasar Ilmu Pendidikan, Rajawali Press, Jakarta. 2003.
Muhfida, Pembelajaran Kooperative Tipe TGT, Tag, Com, Http://, 02/07/2013
Mulyasa, E.Standar  Kompetensi dan Sertifikasi Guru, 2007.
Muslien,Masnur, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Malang: Bumi Aksara, 2007.
Pengertian Pembelajaran Efektif dan Efisien, Tag, Satulagi, Com, Http://, 02/07/2013
Usman,Moh Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Ranakarta.

No comments:

Post a Comment